"Anda...."
"Kamu tetap perempuan."
"Maaf, Kapten Shang. Saya tidak suka diolok-olok begitu!" Fa Mulan mendengus, melipat tangannya di dada pura-pura sewot.
"Saya tidak mengolok-olokmu. Tapi, memujimu!"
"Apa bedanya?!"
Shang Weng terbahak sampai terbatuk. Dielus-elusnya dadanya yang menyeri. Fa Mulan prihatin. Mengangkat tubuhnya dari bangku. Hendak menyentuh bahu pemuda itu tanpa sadar.
"Saya kualat!" aku Shang Weng setelah meredakan tawanya.
"Kualat kenapa?" Fa Mulan mengernyitkan dahinya. Mengempaskan kembali pinggulnya di bangku.
"Dewata di langit marah karena gadisnya dipermainkan."
"Kapten Shang!"
Pemuda berwajah aristokrat itu kembali mengurai tawa. Fa Mulan menyambut tawa atasannya itu dengan memberengutkan bibir. Sejak kehadiran dirinya diterima seutuhnya sebagai seorang prajurit, bukannya gadis yang menyamarkan identitas dirinya, Shang Weng tampak lebih akrab dengannya. Dulu, selain dengan Yao, Fa Mulan paling sering bertengkar dengan Shang Weng. Bahkan mereka sering berduel di luar barak setelah melepas simbol-simbol Yuan. Bertarung atas nama pribadi. Lepas dari strata jabatan, antara atasan dan bawahan. Hasilnya, selalu berimbang!