"Kita bertempur bersama-sama."
"Saya tidak ingin dibebani oleh pesakit!" tegas Fa Mulan tanpa rasa sungkan, berterus terang. "Maaf, Kapten Shang!"
Shang Weng melotot. "Kamu harusnya sudah dipenggal!"
"Seharusnya. Seharusnya, Kapten Shang. Namun sayang negara dalam kondisi chaos," bela Fa Mulan enteng, "sehingga saya dapat meluputkan diri dari hukuman penggal Anda itu, Kapten Shang! Saya akan berasumsi di hadapan Kaisar Yuan Ren Zhan bahwa, apa yang telah saya lakukan itu demi kebaikan Dinasti Yuan. Kaisar Yuan Ren Zhan pasti dapat menakar keadilan, mana yang benar dan mana yang salah. Karena apa yang telah saya perbuat, yang bagi Kapten Shang mungkin dianggap pembangkangan ini, semata-mata demi keselamatan aset negara! Saya berusaha menyelamatkan aset potensial Dinasti Yuan. Aset potensial itu adalah Anda, Kapten Shang!"
"Ta-tapi...."
"Kapten Shang sudah berkontribusi banyak dalam pertempuran besok kalau menuruti saran saya mengungsi ke Ibu Kota Da-du!"
"Sampai mati pun saya akan tetap di sini!"
Rambun masih menyelimuti barak Kamp Utara. Fa Mulan menggigil. Maharana di depan mata. Tetapi lelaki berpendirian setegar karang itu tak juga luluh. Malah menebarkan partikel gamang serupa laksa jarum yang menusuk-nusuk hatinya.
Dewata seperti mengabaikan doa-doanya!
Sudah dua hari Bao Ling datang membawa kawat balasan dari Jenderal Gau Ming. Namun bala bantuan yang termaktub akur dalam manuskrip belum kunjung tiba. Penantiannya lebih menyakitkan ketimbang musuh itu sendiri!
Fa Mulan melangkah dengan putus asa.