Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana (10)

3 April 2021   09:39 Diperbarui: 3 April 2021   09:49 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi...."

"Kapten Shang, saya mohon!" Fa Mulan menjatuhkan dirinya. Sepasang lututnya berdebum di tanah. Untuk kedua kalinya ia berlutut memohon. Keadaan segenting ini memang harus diantisipasi secepat mungkin. Harga diri, prisnsip, dan martabat seperti menjadi pranata. Membentuk idealisme getas. Sehingga menjadi beban rasionalitas.

Pemuda yang masih dibebati kain kasa itu terperangah. Tidak menyangka Fa Mulan akan sengotot begitu. Ia merunduk. Mengangkat tubuh mungil di hadapannya, dan menuntunnya berdiri. Tetapi ia belum mau mengalah untuk mengungsi.

Harga diri lebih dari segalanya!

"Berdirilah, Mulan!" bentaknya. "Sampai seratus tahun pun kamu berlutut meminta saya mengungsi, saya tidak akan pernah melakukan hal sepengecut begitu!"

"Kapten Shang!"

"Saya tetap akan menjunjung nilai-nilai luhur para leluhur marga Shang. Seorang kesatria tidak boleh menyembunyikan kepalanya seperti kura-kura! Saya akan melawan mereka, meskipun kedua tangan dan kaki saya dipotong!"

Mata Fa Mulan memerah.

Diusapnya wajah. Entah harus berbuat apa untuk melunakkan kekerasan hati Shang Weng. Gengsi dan harga dirinya lebih tinggi dari Hwasan. Andai saja pemuda tidak terluka, maka ia pasti akan berusaha menaklukkan kekerasan hati pemimpinnya itu dalam sebuah pertarungan.

"Pergilah, Kapten Shang!" usir Fa Mulan dengan suara paruh tangisnya. "Sebelum segalanya terlambat!"

"Saya tidak bisa berpangku tangan melihat kamu terbantai di sini!"

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun