Mohon tunggu...
Diva Asfira Demokraty
Diva Asfira Demokraty Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Swim n sleep

You can change your mind and you can change your world

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sang Komponis Bersyair Dalam Nadi Indonesia

20 November 2021   21:31 Diperbarui: 21 November 2021   09:49 1556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ismail Marzuki (ke empat dari kiri belakang) bersama grup Lief Java. (Arsip Taman Ismail Marzuki) 

     Hingga pada suatu saat, tiba-tiba ayahnya Ismail datang ke sekolahnya. Padahal bel pulang sekolah saja belum berbunyi.

     "Benyamin, itu ayahmu bukan? mengapa dia datang ke sekolah? kau tidak bilang ayahmu akan menjemput, padahal tadinya kita ingin mengajakmu jalan-jalan sepulang sekolah." Ucap Karel dengan nada kecewa.

     Di sekolah, Ismail memang kerap kali di panggil Benyamin. Namun, dia tidak pernah menolak nama itu dan menerima saja. Karena menurutnya, namanya itu sangat bagus.

     "Nah, iya benar. Kami sudah merencanakannya dari kemarin." Ucap Arabella dan Jason berbarengan.

     "Aduh, aku tidak tahu. Bapak juga tidak bilang hari ini akan menjemputku, lagi pula bel pulang belum berbunyi. Ini masih jam istirahat, kawan." Jawab Ismail.

     "Ismail, Kau dipanggil Mrs. Belinda. Katanya, kau disuruh menghadapnya di ruang konsultasi." Panggil Mr. Hendrick pada Ismail dan menyampaikan tujuannya. Mr. Hendrick merupakan guru matematika di sekolah HIS. Dan Mrs. Belinda merupakan wali kelas kelasnya Ismail.

     "Oh, ada apakah gerangan? kenapa kau tiba-tiba dipanggil Mrs. Belinda, Benyamin?" Tanya Arabella khawatir.

     "Aku tidak tahu, tapi bentar ya. Aku harus segera ke ruangannya Mrs. Belinda." Jawab Ismail tergesa-gesa.

     Ismail jalan cepat, sambil memikirkan kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya. Jujur saja, ia sangat terkejut. Padahal, seingatnya dia tidak pernah melakukan kesalahan apapun selama sekolah. Mengapa tiba-tiba hari ini dia dipanggil? Apa jangan-jangan ada hubungannya dengan ayahnya yang datang hari ini? Memikirkannya saja mampu membuat kepala Ismail meledak detik itu juga. Lalu ia mempercepat langkahnya agar ia bisa tahu apa yang terjadi.

     Sampai di ruangannya Mrs. Belinda, Ismail melihat ada ayahnya yang duduk menghadap ke arah Mrs. Belinda. Jujur saja ia bingung, apa maksud dari semua ini? Mengapa ayahnya ada disini?

     Lalu, Mrs. Belinda mempersilahkan dirinya untuk duduk di kursi samping ayahnya Ismail, ia pun mengangguk patuh dan mendudukan dirinya di kursi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun