Mohon tunggu...
Diva Asfira Demokraty
Diva Asfira Demokraty Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Swim n sleep

You can change your mind and you can change your world

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sang Komponis Bersyair Dalam Nadi Indonesia

20 November 2021   21:31 Diperbarui: 21 November 2021   09:49 1556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ismail Marzuki (ke empat dari kiri belakang) bersama grup Lief Java. (Arsip Taman Ismail Marzuki) 

     "Ayo kak!!!" Sahutnya dengan semangat penuh keyakinan.

     Lalu, dua orang kakak beradik itu beranjak dari kamar si adik. Pergi ke dapur, menghampiri ayahnya yang rupanya tengah menunggu mereka untuk makan malam.

     "Selamat malam dua anak Bapak yang cantik dan yang tampan, ayo makan dulu. Bapak tadi sepulang kerja beli teman nasi untuk kita makan malam ini. Bapak jamin, kalian akan menyukainya. Pasti." Sambut ayah kedua anak tersebut dengan suara yang lembut, membuat siapapun yang mendengarnya pasti akan merasa terpana detik itu juga.

     Sedangkan di lain sisi, sang empu yang dipanggil terkekeh dan salah tingkah karena telah dipanggil seperti itu. Seakan ayahnya tengah menggoda mereka berdua.

     "Asikkk!!! Malam ini kita makan soto Nayla, yeayyy!!!" Seru si adik dengan bersemangat.

     Mendengar itu, sang kakak pun ikut berbinar kegirangan. Pasalnya, makanan tersebut merupakan makanan favorit keluarganya yang susah di dapatkan, karena saking larisnya jadi sering kehabisan duluan. Namun, hari ini mungkin Dewi Fortuna sedang ada di pihak keluarganya.

     Ya, ini adalah awal kisah dari perjuangan Ismail Marzuki dalam mengharumkan negara Indonesia lewat karya-karyanya yang abadi dan akan selalu dikenang sepanjang masa.

     Ismail Marzuki lahir di Kwitang, Senen, Batavia (Jakarta) pada 11 Mei 1914. Ia lebih dikenal dengan panggilan Maing. Dan ia merupakan anak dari keluarga keturunan Betawi.

     Ismail Marzuki dikenal memiliki bakat seni yang sulit dicari tandingannya, sosoknya pun sangat  mengagumkan. Ia merupakan anak dari pasangan Marzuki dan Solechah.

     Darah seni Ismail mengalir dari ayahnya, Marzuki, yang saat itu seorang pegawai di perusahaan Ford Reparatieer TIO. Ayahnya, Marzuki dikenal gemar memainkan kecapi dan piawai melagukan syair-syair yang bernafaskan Islam. Jadi tidak aneh kalau kemudian Ismail sejak kecil sudah tertarik dengan lagu-lagu.

     Orang tua Ismail Marzuki yakni Marzuki dan Solechah termasuk golongan masyarakat Betawi intelek yang berpikiran maju. Ismail Marzuki yang dipanggil dengan nama Ma’ing, sejak bocah sudah menunjukkan minat yang besar terhadap seni musik yang mengalir dalam diri ayahnya yang ternyata ada dalam dirinya juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun