Lalu, sang empu yang dipanggil pun terlonjak kaget, karena dirasa tiba-tiba.
   "Apa, Hir? Kau mengagetkanku saja." Balas Ismail dengan mengerutkan wajahnya karena masih merasa bingung campur kaget.
   "Kau daritadi ku panggil, tidakkah kau mendengarku?" Tanya Zahir kembali, penasaran dengan apa yang membuat panggilannya itu tidak direspon.
   "Ah, maaf kawan. Aku tidak mendengarmu, karena disini berisik kali ya?" Jawab Ismail yang sepertinya ketahuan berbohong oleh Zahir. Â
   Jujur saja Zahir tau apa yang Ismail pandangi daritadi hingga membuat Ismail hilang fokus saat tadi menampilkan beberapa lagu sebagai sambutan. Hanya saja, ia ingin tahu dari orangnya langsung. Tapi ternyata orang yang dituju tidak kunjung mengakuinya. Ia gemas.
   Karena Zahir gemas, akhirnya Zahir memberanikan diri,
   "Datangi wanita itu, Kau jangan diam saja disini. Kalau diam saja, mana dia tahu bahwa kau menyukainya. Lagi pula sepertinya dia menyukaimu juga hahaha. Daritadi, dia memandang ke arahmu terus. Ayo sana!!" Goda Zahir pada Ismail.
   Ismail pun melotot, dia terkejut. Darimana temannya itu tahu jika dirinya daritadi fokus terhadap satu wanita didepan sana, jujur saja dia malu.
   "Aku ternyata memang tidak pandai berbohong ya, Hir. Apalagi mengenai ekspresi, sepertinya aku menyukai wanita itu." Akunya pada Zahir dengan nada lugas.
   Tak sempat Zahir membalas, tiba-tiba temannya yang lain bilang jika besok mereka akan tampil lagi disini dengan lagu bebas. Terserah Ismail, karena apapun yang Ismail bawakan pasti lagunya indah dan enak didengarkan.
   Seperti mendapat sengatan dari berbagai arah, ismail mendapatkan ide. Dia meyakinkan dirinya bahwa hari esok adalah waktu yang pas untuk mengungkapkan perasaannya pasa Eulis Zuraidah. Dia berencana semalaman ini akan membuat syair khusus wanita cantik itu.