Di bangku pinggir lapangan basket Aris duduk sendirian. Androidnya dilihat. Tak ada tanda-tanda keempat temannya yang janjian datang. Tidak biasanya gank-nya berlaku demikian. Mungkin setelah hampir dua tahun semenjak lulus SMA mereka telah berubah, tak mengedepankan pemenuhan janji.
Taman sekolah, termasuk taman-taman di depan kelasnya sudah mengalami perubahan cukup banyak. Perlahan pandangan matanya menyusuri taman di depan kelas Salsabila. Ia membayangkan gadis itu sedang berjalan di sana, duduk di depan kelas, becanda di depan kelas.
“Sal.... Salsa!”
“Kamu Aris kan?”
“Bukan, ini halusnya!”
“Norak ah!”
“Kamu yang norak, sudah tahu ini aku, eh kok malah nanya.”
“Maksudnya sekarang kok beda.”
“Tambah item ya?”
“Nggak! Tambah ganteng! Hihihi....”