Tak terkira bahagia hati menerima pemberian Salsabila. Ia pun sangat senang ketika gadis itu dengan senyum mengembang mengibas-ngibaskan setangan leher PMR miliknya.
“Oh ya Sal, ntar SMA mau masuk ke mana?”
“SMA 1 laaah!”
“Sama dong! Kita bersaing mau?”
“Dalam hal?”
“Ranking dooong!”
“Janji di kelas X, kalau pas kenaikan kelas rangking kamu di bawah aku, setangan leher itu aku minta balik!” tantang gadis itu dengan yakin.
“Ooooh nggak.... nggak bakalan! Setangan leher ini bakal tetap jadi milikku!” kata Aris yakin.
“Ayo, siapa takut!”
Kring! Kriing! Kriiing!
Aris berhenyak. HP-nya berdering. Lamunannya tentang Jumbara, tentang Salsabila terhenti. Ia hentikan makan sotonya. Ia melihat siapa yang menelepon. Ternyata Rafiq, sepupunya.