Mohon tunggu...
Dean Ardeanto
Dean Ardeanto Mohon Tunggu... Seniman - Atlet gundu profesional

Manusia biasa yang hobi menulis. Suka kentut sambil tiarap.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Masa Kecilku: Demi Bermain Playstation

8 Januari 2024   08:00 Diperbarui: 8 Januari 2024   08:01 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay.com/Pexels

"Depan stasiun. Lumayan, De. Nih, hari ini aja gue dapet tujuh rebu!" Amar memperlihatkan uang hasil ngojek payungnya yang basah.

Gue sontak melotot. "Serius, Mar, sehari doang dapet tujuh rebu?"

"Kadang bisa lebih malah. Seminggu yang lalu aja gue dapet sampe dua belas rebu."

Mendengar itu, batin ini tergiur. Sontak gue langsung bilang ke Amar, "Kapan-kapan ajak gue dong, Mar!"

"Lo mao? Boleh aja. Tapi ada syaratnya!"

"Apaan syaratnya?"

"Selama tiga hari lo ngojek payung bareng gue, lo harus bayar tiap harinya serebu ke gue! Ya, anggep aja uang itu buat biaya ngelatih lo ngojek payung. Gue bakal bimbing lo jadi tukang ojek payung yang pro."

"Halah. Ini mah pemerasan namanya. Masa ngojek payung aja harus ada istilah pro segala?"

"Yeee, lo jangan ngeremehin profesi ojek payung! Profesi ini yang udah bikin gue kenyang setiap hari," Amar menepuk perut karungnya. "Mao nggak? Kalo nggak mao gue pegi, nih!"

"Eh, tunggu-tunggu!" gue menahan Amar. "Oke, deh, Mar. Gue mao. Tapi janji, ya, cuma bayar serebu selama tiga hari?"

"Sip," Amar mengacungkan jempol. "Besok, kalo hujan, dateng aja ke rumah gue! Nanti kita sama-sama berangkat ngojek payung ke stasiun."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun