Mohon tunggu...
Dean Ardeanto
Dean Ardeanto Mohon Tunggu... Seniman - Atlet gundu profesional

Manusia biasa yang hobi menulis. Suka kentut sambil tiarap.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Masa Kecilku: Demi Bermain Playstation

8 Januari 2024   08:00 Diperbarui: 8 Januari 2024   08:01 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay.com/Pexels

Suatu hari, karena selalu main game yang itu-itu terus, kami berdua dilanda bosan. Kami seenggaknya butuh game baru untuk dimainkan. Gue tadinya sempat nawarin Ardan beberapa game yang gue tahu, tapi dia menolak dengan alasan sudah pernah memainkan game tersebut dan katanya nggak seru. Lagi bingung-bingungnya mau main apa, mata Ardan tertuju ke seseorang yang bermain di tv pojok. Tampak di sana, seseorang sedang bermain sebuah game perang-perangan yang karakternya memakai senjata tradisional. Ardan lalu bertanya ke gue, "Eh, itu dia maen game apa, tuh?"

"Tanya aja, yuk!" ajak gue.

Kami lalu menghampiri orang tersebut. "Nama game-nya apaan, Bang?" tanya gue.

"Dynasty Warrior Lima," jawab orang itu tanpa menoleh.

Sontak, gue dan Ardan langsung memainkan game tersebut.

Ternyata mengejutkan. Game Dynasty Warrior 5 yang kami coba mainkan sangat seru. Grafisnya, karakternya, story game-nya, cukup untuk membuat hidung kami megar-megar kayak ikan koi kehabisan napas. Sejak itu, hampir setiap kali kala kami datang ke rental PS, kami selalu memainkan game tersebut. Awalnya kami hanya bermain Free mode. Lalu coba-coba bermain Mosou mode. Dari sana, muncul niat Ardan untuk menamatkan game tersebut. Ia lalu rela menebok celengannya untuk membeli sebuah memori card demi melancarkan niatnya itu.

Kesulitan terjadi saat kami memainkan game Dynasty Warrior 5. Ada satu karakter yang sulit sekali dikalahkan. Nama karakter itu: Lu Bu. Ia adalah karakter bersenjata tombak yang selalu membuat kami kewalahan. Masalahnya, hanya dalam beberapa serangan saja kami dikalahkan oleh Lu Bu. Belum lagi, darah tebal yang dimilikinya membuat kami makin sulit mengalahkan karakter tersebut. Lagi pusing-pusingnya menghadapi Lu Bu, beruntung ada seseorang di rental PS yang mau membagi pengalamannya mengalahkan karakter tersebut. Menurutnya, mengalahkan Lu Bu ada dua cara. Cara pertama, adalah dengan membiarkan darah kami sekarat, kemudian lari-lari menghindar sampai kolom jurus di bawah darah terisi penuh. Saat penuh, lancarkanlah serangan dengan menekan tombol 'O' bersamaan (jika bermain bersama teman). Lalu, ulang terus cara tersebut sampai darah Lu Bu nggak tersisa. Cara kedua lebih simpel, tapi agak sulit. Yaitu dengan mendapatkan item mosou rage, kemudian pakailah item tersebut untuk melawan Lu Bu dengan menekan R3. Sayangnya, kesulitan menemukan mosou rage membuat kami memakai cara pertama untuk mengalahkan Lu Bu. Meski begitu kami berhasil, dan Lu Bu akhirnya terkalahkan.

***

MASA di mana gue selalu ditraktir Ardan main PS adalah masa yang menyenangkan. Ya, gimana nggak menyenangkan coba? Orang dibayarin terus. Selama masa itu, hampir setiap jam setengah empat sore Ardan pasti nyamper gue ke rumah. Kalo gue belum pulang ngaji, dia pasti bakalan mondar-mandir ke rumah, nanya ke Nyokap berkali-kali, "Dean udah pulang belom, Tante?"

Kalo sudah begitu, Nyokap lah yang bakal pusing ngeladenin Ardan. Masalahnya, jarak antara dia datang dan kembali lagi itu cepat banget. Belum ada lima menit, Ardan pasti bakalan nongol lagi buat menanyakan hal yang sama. Nyokap lalu sebal. Ia pasti bakalan ngadu ke gue ketika gue sudah di rumah, "Dicariin, tuh, sama si Sarang Tawon!"

"Sarang Tawon? Siapa?" tanya gue, heran.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun