Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Manipulasi Digital: Apakah Kita Masih Punya Kendali atas Pikiran Kita

20 Desember 2024   10:01 Diperbarui: 20 Desember 2024   11:01 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Indonesia, yang terletak di tengah persimpangan antara kekuatan global dan ketegangan sosial-politik, potensi manipulasi sosial ini bisa dengan mudah mengubah tatanan ekonomi dan politik yang ada. Dalam konteks ini, contoh paling dramatis adalah bagaimana social engineering dapat memanfaatkan momen krisis, seperti kerusuhan 1998, untuk menghancurkan dominasi ekonomi kelompok tertentu---dalam hal ini, Sembilan Naga, kelompok oligarki yang mengendalikan kekayaan dan ekonomi Indonesia pada saat itu.

1. Memanfaatkan Krisis Sosial: Menyulut Ketegangan untuk Menghancurkan Dominasi Ekonomi

Pada 1998, Indonesia berada dalam situasi yang sangat rapuh. Krisis moneter yang dipicu oleh spekulasi internasional dan kebijakan ekonomi yang lemah menyebabkan kejatuhan ekonomi yang parah. Di tengah krisis ini, ketidakpuasan sosial memuncak. Kelompok-kelompok masyarakat mulai merasakan dampak langsung dari krisis, seperti kenaikan harga barang-barang pokok, pengangguran massal, dan kemiskinan yang meluas. Pada saat yang sama, ada kelompok-kelompok elit, seperti Sembilan Naga, yang memanfaatkan situasi ini untuk mengonsolidasikan kekuatan dan memperkaya diri mereka lebih jauh.

Namun, dalam konteks social engineering, krisis ini bisa diposisikan bukan hanya sebagai sebuah malapetaka sosial, tetapi sebagai momen strategis untuk menghancurkan dominasi kelompok-kelompok oligarki tersebut, yang selama ini mengendalikan ekonomi Indonesia di balik layar. Menggunakan teknologi AI dan analisis data, kelompok ini bisa memanfaatkan krisis untuk membangkitkan sentimen anti-elit, mengkoordinasikan gerakan sosial, dan mengubah arah kebijakan ekonomi nasional.

Kerusuhan 1998 dan Pemanfaatan Ketegangan Sosial: Dalam krisis 1998, ketegangan antara rakyat dan elit politik-ekonomi mencapai puncaknya. Krisis ekonomi bukan hanya memperburuk kemiskinan dan ketidaksetaraan, tetapi juga memperburuk rasa ketidakadilan di kalangan masyarakat. Ketika kemarahan sosial meletus, kerusuhan yang berujung pada jatuhnya pemerintahan Orde Baru menjadi titik balik sejarah Indonesia. Namun, dalam era digital dan dengan kekuatan AI, momen krisis ini bisa dimanfaatkan untuk lebih dari sekadar perubahan politik. Dengan data yang tersedia melalui berbagai platform, mulai dari media sosial hingga transaksi ekonomi, social engineering bisa digunakan untuk menyulut lebih banyak ketegangan, menggiring massa, dan bahkan menciptakan gerakan sosial yang terorganisir untuk melawan dominasi ekonomi oligarki.

2. Langkah-Langkah yang Dapat Membentuk Gerakan Sosial untuk Menghancurkan Dominasi Ekonomi

Agar social engineering ini menjadi gerakan sosial yang nyata dan terorganisir, langkah-langkah berikut bisa diambil untuk menargetkan dan menghancurkan dominasi ekonomi oligarki seperti Sembilan Naga:

a. Menciptakan Krisis Sosial yang Diprovokasi

AI dapat digunakan untuk memonitor ketegangan sosial yang ada dan kemudian menciptakan kondisi yang memicu perasaan ketidakadilan sosial. Dengan memanfaatkan data sosial, platform media sosial, dan analisis tren, algoritma bisa mengidentifikasi saat-saat di mana ketegangan politik dan sosial sedang memuncak. Pada titik ini, manipulasi media dan informasi bisa dilakukan untuk memperburuk ketidakpercayaan terhadap elit yang mengendalikan ekonomi, terutama Sembilan Naga.

Dengan menggunakan skenario Kerusuhan 1998 yang dibumbui kecemburuan sosial dan konflik etnis, dengan 7 langkah ini membuat rekayasa AI untuk meruntuhkan dominasi ekonomi menjadi mungkin.

Langkah 1: Pemanfaatan Data Sosial Data yang dikumpulkan dari platform media sosial dan aktivitas digital lainnya dapat digunakan untuk memahami emosi kolektif masyarakat---kemarahan, ketidakpuasan, dan frustrasi terhadap ekonomi yang tidak adil. Dengan informasi ini, strategi manipulasi dapat diterapkan untuk mengkoordinasikan gerakan sosial yang memperburuk ketidakpercayaan terhadap elit ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun