Langkah 2: Meningkatkan Ketegangan dengan Narasi yang Kuat Narasi yang menyudutkan kelompok-kelompok elit, seperti Sembilan Naga, dapat dipopulerkan melalui media sosial dan saluran informasi lainnya. Algoritma AI bisa digunakan untuk menciptakan pesan-pesan yang menggugah emosi masyarakat, membangkitkan sentimen anti-elit, dan memperburuk polarisasi sosial. Dengan narasi ini, ketidakadilan ekonomi yang diciptakan oleh oligarki bisa digambarkan dengan jelas dan meyakinkan.
b. Menyebarkan Disinformasi yang Terstruktur dan Terpersonalisasi
Dalam konteks social engineering, penyebaran disinformasi dapat dilakukan dengan sangat terstruktur menggunakan AI. Algoritma dapat digunakan untuk membuat pesan-pesan yang lebih personal dan terarah, menargetkan individu atau kelompok tertentu yang mungkin memiliki ketidakpuasan atau rasa frustasi terhadap sistem ekonomi yang ada.
Langkah 3: Micro-Targeting Melalui Media Sosial Dengan data yang diperoleh dari aktivitas online, social engineering bisa menggunakan micro-targeting untuk menyesuaikan pesan-pesan sosial dengan preferensi dan emosi individu atau kelompok tertentu. Misalnya, kelompok masyarakat yang paling tertekan oleh krisis ekonomi dapat ditargetkan dengan pesan yang menyudutkan Sembilan Naga sebagai penyebab utama kemiskinan dan ketidakadilan sosial. Teknik ini mengarahkan massa untuk mengidentifikasi musuh bersama yang harus dilawan.
Langkah 4: Menggunakan Deepfake dan Konten Manipulatif AI juga memungkinkan pembuatan deepfake atau konten visual/audio palsu yang sangat persuasif. Misalnya, video atau audio yang menggambarkan elit yang sedang merencanakan untuk menghancurkan ekonomi Indonesia bisa disebarluaskan dengan cepat, memperburuk sentimen rakyat terhadap kelompok elit.
c. Menyusun dan Mengoordinasikan Gerakan Sosial yang Terorganisir
Setelah ketegangan sosial berhasil disulut, langkah selanjutnya adalah mengkoordinasikan gerakan sosial yang terorganisir. Dengan teknologi AI, organisasi sosial ini bisa diperkuat dengan strategi pergerakan yang terencana, mulai dari organisasi di media sosial hingga aksi-aksi demonstrasi yang terkoordinasi.
Langkah 5: Memobilisasi Massa dengan Platform Digital Gerakan sosial yang dirancang dengan menggunakan AI dapat menggunakan platform media sosial untuk mengorganisir demonstrasi atau aksi massa. AI memungkinkan koordinasi yang sangat cepat, bahkan dalam skala besar. Para penggerak gerakan ini bisa memanfaatkan data tentang preferensi media dan geolokasi untuk menentukan titik kumpul atau lokasi aksi yang strategis.
Langkah 6: Menciptakan Simbol dan Identitas yang Kuat Dengan memanfaatkan media sosial dan alat desain berbasis AI, simbol dan identitas gerakan sosial bisa dibuat untuk menciptakan kesadaran bersama. Hal ini memungkinkan gerakan tersebut berkembang menjadi sebuah kekuatan sosial yang solid, yang tidak hanya menyerang tokoh atau kelompok tertentu, tetapi juga berpotensi mengubah struktur sosial dan politik yang lebih besar.
d. Menggerakkan Aksi Langsung: Menghancurkan Basis Ekonomi Oligarki
Pada titik tertentu, gerakan sosial yang dipicu oleh social engineering bisa beralih dari demonstrasi menjadi aksi langsung yang lebih radikal, yang dapat menghancurkan dominasi ekonomi dari kelompok oligarki, seperti Sembilan Naga. Gerakan ini bisa mulai dengan tekanan ekonomi, seperti menargetkan bisnis-bisnis yang terkait dengan oligarki, atau menuntut perubahan kebijakan yang langsung merugikan kepentingan mereka.