Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Manipulasi Digital: Apakah Kita Masih Punya Kendali atas Pikiran Kita

20 Desember 2024   10:01 Diperbarui: 20 Desember 2024   11:01 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Iklan manipulatif yang muncul di media sosial, berdasarkan data perilaku kita yang telah dikumpulkan, bukan hanya mengancam privasi kita, tetapi juga merusak kemampuan kita untuk berpikir kritis dan membuat keputusan yang independen.

d. Penyebaran Disinformasi yang Luas: Menjerumuskan Kita dalam Labirin Kebohongan

Penyebaran disinformasi yang meluas melalui media sosial di Indonesia semakin menjadi ancaman besar. Ketika algoritma lebih mengutamakan konten yang mengundang emosi dan kontroversi daripada kebenaran, kita terperangkap dalam dunia yang penuh dengan teori konspirasi dan berita palsu.

Kasus hoaks terkait COVID-19 yang menyebar dengan cepat di berbagai platform digital menunjukkan bagaimana informasi yang salah bisa mempengaruhi keputusan kesehatan dan politik. Di tengah pandemi, siapa yang bertanggung jawab atas misinformasi yang mengarah pada ketidakpercayaan publik terhadap vaksinasi?

e. Ketergantungan pada Algoritma: Ketika Keputusan Kita Bukan Lagi Milik Kita

Ketika kita semakin bergantung pada algoritma untuk mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari, kita kehilangan otonomi kita sendiri. Keputusan apa yang harus kita beli, apa yang harus kita tonton, atau bahkan siapa yang harus kita pilih bisa sepenuhnya ditentukan oleh sistem yang tidak kita kendalikan.

Aplikasi belanja online atau platform streaming musik bisa membuat kita tergantung pada rekomendasi mereka. Tetapi, seberapa banyak kebebasan yang kita miliki ketika pilihan kita selalu didorong oleh algoritma yang berfokus pada keuntungan perusahaan?

3. Dampak Sistemik terhadap Masyarakat: Memperlebar Jurang Ketidaksetaraan

a. Ketidaksetaraan Digital yang Membentang Lebar

Di Indonesia, masih ada jutaan orang yang tidak memiliki akses terhadap teknologi atau literasi digital yang memadai. Manipulasi digital ini berpotensi memperburuk ketidaksetaraan sosial dan ekonomi, menjadikan mereka yang kurang berpendidikan digital sebagai korban manipulasi yang lebih mudah.

b. Erosi Kepercayaan Sosial yang Tak Terpulihkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun