Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Manipulasi Digital: Apakah Kita Masih Punya Kendali atas Pikiran Kita

20 Desember 2024   10:01 Diperbarui: 20 Desember 2024   11:01 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Jika fenomena seperti ini terjadi di era AI, dengan kemampuan pengumpulan data yang jauh lebih besar dan lebih terperinci, kita bisa membayangkan bagaimana sebuah negara bisa dipaksa untuk mengikuti kebijakan yang menghancurkan, dengan target yang lebih jelas dan manipulasi yang lebih efektif. AI dapat memprediksi dengan akurat bagaimana kebijakan tertentu akan memengaruhi perekonomian, dan kemudian menggunakan algoritma untuk mengarahkan keputusan politik dan ekonomi menuju hasil yang diinginkan---meskipun itu berarti penderitaan bagi jutaan orang.

2. Penggunaan Data dan Algoritma untuk Merancang Krisis Ekonomi Baru

Dengan perkembangan teknologi AI dan analisis data besar, social engineering kini dapat digunakan untuk merancang krisis ekonomi yang lebih terencana dan terstruktur. Data yang dikumpulkan dari aktivitas online, transaksi finansial, bahkan pola konsumsi sehari-hari dapat digunakan untuk memahami dengan tepat bagaimana suatu negara atau masyarakat akan bereaksi terhadap kebijakan tertentu. Dalam kasus seperti Krisis Moneter 1997, para pengendali kekuatan ekonomi global bisa menggunakan algoritma AI untuk memanipulasi pasar dan menciptakan ketegangan di pasar keuangan. Dengan informasi yang lebih detail tentang perilaku dan keputusan ekonomi suatu negara, para aktor yang mengendalikan pasar global bisa memprediksi dan memperburuk dampak dari kebijakan yang tidak sesuai dengan kepentingan mereka.

Manipulasi Pasar Keuangan Global: Dalam dunia yang semakin terhubung ini, serangan terhadap ekonomi negara bisa dilakukan dengan sangat cepat dan sangat terorganisir. AI memungkinkan para spekulan untuk mengetahui dengan tepat kapan dan bagaimana menargetkan pasar negara tertentu, serta bagaimana memanfaatkan kebijakan moneter atau fiskal untuk menciptakan kekacauan. Contohnya, jika suatu negara memiliki ketergantungan tinggi terhadap utang luar negeri, algoritma dapat memprediksi momen terbaik untuk memanipulasi nilai tukar mata uang atau pasar saham, yang pada gilirannya dapat memicu krisis ekonomi yang menghancurkan.

3. Mengarahkan Kebijakan Ekonomi untuk Kepentingan Tertentu: Oligarki dan Ekonomi Digital

Di Indonesia, kita juga tidak asing dengan adanya oligarki yang mengendalikan perekonomian---kelompok-kelompok elit yang memiliki kekuatan besar dalam menentukan arah kebijakan ekonomi. Di era AI, manipulasi sosial dan ekonomi tidak hanya akan melibatkan spekulan global, tetapi juga para pemain besar dalam dunia bisnis yang mengendalikan data dan teknologi. Melalui pengumpulan data besar dan algoritma cerdas, kelompok ini bisa memanipulasi kebijakan ekonomi untuk kepentingan mereka sendiri, tanpa memperhatikan dampak sosial yang ditimbulkan.

Pengaruh Oligarki dalam Kebijakan Ekonomi: Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia telah mengalami konsentrasi kekayaan yang semakin tajam pada segelintir elit. Dengan kemampuan AI untuk menganalisis dan memprediksi pola konsumsi, pola investasi, dan pola politik, oligarki ini bisa memanfaatkan algoritma untuk menargetkan kebijakan yang menguntungkan mereka, misalnya dengan mengarahkan investasi asing ke sektor-sektor tertentu atau menciptakan kebijakan fiskal yang menguntungkan bagi perusahaan besar. Dengan demikian, kebijakan yang seharusnya menguntungkan rakyat justru disusun untuk memperkaya segelintir orang, memperburuk ketidaksetaraan sosial, dan memperdalam kesenjangan ekonomi.

4. Mengubah Arah Sejarah: Social Engineering yang Membentuk Masa Depan

Pada titik ini, kita menyaksikan bagaimana social engineering di era AI tidak hanya dapat memengaruhi kebijakan ekonomi dan sosial, tetapi juga mengubah jalannya sejarah suatu negara. Dengan teknologi ini, para pengendali kekuatan dapat merancang kebijakan yang tidak hanya berdampak dalam jangka pendek, tetapi juga mengubah struktur sosial, politik, dan ekonomi dalam jangka panjang. Bahkan, mereka dapat mengarahkan negara menuju perubahan revolusioner yang tak terelakkan---apakah itu berupa kerusuhan sosial, perubahan sistem pemerintahan, atau kebijakan ekonomi yang merugikan rakyat.

Krisis Politik dan Sosial: Di Indonesia, sejarah telah menunjukkan bahwa ketegangan sosial bisa berujung pada perubahan besar---seperti yang terjadi pada 1998 ketika krisis ekonomi menyebabkan jatuhnya pemerintahan Orde Baru. Di era AI, manipulasi sosial bisa mengarahkan negara ke dalam krisis yang lebih dalam dan lebih cepat. Dengan kemampuan untuk mengendalikan opini publik, memperburuk konflik yang ada, dan memanipulasi kebijakan ekonomi, AI bisa mengubah sejarah Indonesia dalam waktu yang lebih singkat dan lebih tajam---menciptakan perubahan politik yang lebih cepat, lebih dramatis, dan lebih merusak.

Menghancurkan Dominasi Ekonomi, dan Merubah Jalannya Sejarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun