Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bagaimana Presiden Prabowo Mengelola Ekspektasi Rakyat

25 November 2024   15:54 Diperbarui: 25 November 2024   16:02 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kendala klasik di mana utilitas didapatkan dari konsumsi menyiratkan bahwa konsumsi dan utilitas dibatasi oleh pendapatan. Namun, pinjaman atau kredit sebagai bentuk dari harapan di masa depan untuk sementara waktu dapat melanggar pembatasan ini.

  1. Ekspektasi sebagai produk Utilitas.

Harapan mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari utilitas yang dapat dicapai. Ketidakcocokan ini mengarah kepada bias ekspektasi yang mana wujudnya ada dua yaitu optimisme (utilitas yang melebih-lebihkan penghasilan yang diberikan), atau pesimisme (meremehkan utilitas potensial meskipun pendapatan yang cukup).

  1. Ekspektasi sebagai produk Pendapatan.

Tingkat pendapatan dapat membatasi ekspektasi tentang peluang masa depan (individu berpenghasilan rendah dapat membatasi ekspektasi mereka karena hambatan sosial atau psikologis).

Batasan ketiga ini (c) ini menghasilkan beberapa skenario

a) Penghasilan tinggi, ekspektasi rendah:

Fokus pada maksimalisasi utilitas di mana penghasilan tinggi dapat menyebabkan kurangnya utilitas dan pemanfaatan pendapatan tersebut jika ekspektasi sederhana atau stagnan. Solusi yang bisa dimajukan adalah dengan mendorong pengambilan risiko atau investasi dalam pertumbuhan jangka panjang.

b) Penghasilan rendah, ekspektasi tinggi:

Umum terjadi di pasar spekulatif atau dengan perilaku berisiko tinggi. Solusi yang bisa dimajukan adalah dengan mendefinisikan kembali ekspektasi realistis berdasarkan kendala pendapatan.

c) Volatilitas pendapatan:

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun