Mohon tunggu...
Rahma Nadia
Rahma Nadia Mohon Tunggu... Akuntan - tpwk

treat people with kidness

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

(Bukan) Reinkarnasi

6 Februari 2021   11:31 Diperbarui: 6 Februari 2021   11:40 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kenapa?" pertanyaan Alissa membuyarkan lamunannya. "Apa yang kamu katakan tempo hari, itu benar?"

"Kamu masih nggak percaya?" Aiqal mengangguk pelan. "Apa yang buat kamu nggak percaya?" lagi-lagi Aiqal hanya menjawab dengan bahasa tubuh. Ia menggelengkan kepalanya.

"Huft! Aku jelaskan sekali lagi," Alissa menjeda ucapannya sebentar dan mulai menceritakan semuanya. Mulai dari tujuan dia pergi ke Jakarta hingga kecelakaan itu terjadi dan ia dinyatakan meninggal. Namun, entah kenapa ia berkahir di sini. Ia tidak bisa memberi tahu alasannya, karena ia sendiri pun tidak tahu.

"Entahlah, kenapa aku bisa berakhir di dalam tubuh Alissa. Harusnya saat ini aku sedang berada di surga. Tidak akan merasakan penderitaan karena memiliki IQ yang rendah," setelah mendengar cerita ini Aiqal mulai mengingat-ingat lagi apa saja perubahan yang terjadi pada diri Alissa pasca tersadar dari pingsannya kala itu.

Alissa yang dulu tidak banyak bicara, galak, dan pemberani. Kini berbanding terbalik dengan Alissa yang sekarang. Apalagi peringkatnya yang turun drastis, karena menurut Aiqal, seburuk apapun keadaan Alissa, ia tidak akan mungkin menempati peringkat tersebut. Perempuan itu jenius, melebihi kata pintar.

Namun yang lebih meyakinkan Aiqal tentang Alissa ini adalah, saat tiga hari yang lalu mereka pergi ke sebuah toko, membeli hadiah untuk diberikan kepada adiknya Dimas.

Di sana tubuh Alissa tiba-tiba panik dan cemas seperti orang yang ketakutan saat Aiqal menunjukkan sebuah mainan kereta api kepada Alissa. Dan sekarang ia tahu alasannya. Perempuan itu trauma karena kecelakaan kereta api yang merenggut nyawanya dan membuat dirinya terjebak di dunia fiksi ini.

"Lupakan itu. Sekarang yang harus dipikirkan adalah apa kamu bisa untuk kembali menempati peringkat tiga besar? Besok kita udah mulai TO yang terakhir," merasa bahwa dirinya baru saja diremehkan oleh orang di hadapannya. Walaupun benar memang begitu kenyataannya. "Aku nggak tahu. Sekeras apapun aku belajar, aku nggak akan bisa seperti Alissa. Aku masih merasa kurang untuk kembali menempati peringkat itu,"

"Kamu udah berusaha. Besok saatnya kamu untuk menunjukkan hasil belajar kita selama ini. Ingat, musuh kamu itu bukan aku, Saras, Dimas, atau mereka-mereka yang ada di atas kamu. Musuh kamu ada pada soal yang kamu kerjakan," Alissa mengangguk sebagai tanda bahwa ia memahami ucapan Aiqal.

"Satu lagi, jangan panik. Kalau kamu dapat soal yang gak bisa dikerjakan, jangan panik, lewat dulu. Kamu tau kan, saat kamu melihat soal yang asing, kamu pasti akan panik. Terus gak bisa fokus lagi ngerjain soal berikutnya," jelas Aiqal.

"Iya, yaudah sana pulang. Ini udah larut malam, besok kan ada ujian. Sana!" bukanya berterimakasih karena telah di berikan saran oleh Aiqal, Alissa dengan sangat tdiak sopannya malah mengusir dirinya. Namun begitu, Aiqal tetap menuruti perkataan Alissa. Ia bergegas pulang kerumahnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun