Mohon tunggu...
Rahma Nadia
Rahma Nadia Mohon Tunggu... Akuntan - tpwk

treat people with kidness

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

(Bukan) Reinkarnasi

6 Februari 2021   11:31 Diperbarui: 6 Februari 2021   11:40 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Maaf ... Maaf ... Maafkan aku, Ma," Ia memohon-mohon kepada ibunya. "Ampun ... Ampuni aku, Ma."

Ini benar-benar menyakitkan baginya. Belum pernah ia mendapatkan perlakuan seburuk ini. Bagaimana bisa Alissa bertahan hidup dengan wanita kasar dan penuh dengan tekanan.

Jemari ibunya mencengkeram dagu Alissa, agar perempuan itu melihat kearahnya. Ia menyunggingkan senyumnya melihat betapa menyedihkannya anak ini.

"Nggak salah aku memperlakukan kamu seperti anak pungut!"

Ibunya menghempaskan dagu Alissa dengan kasar. Kata-kata itu begitu menusuk hati Alissa. Sebelum ibunya pergi, wanita itu sempat memberikan Alissa sebuah cutter. "Mungkin saja kamu butuh untuk malam ini."

Alissa menangis sejadi-jadinya setelah kepergian sang ibu. Tanpa Alissa sadari, ibunya pun terisak secara diam-diam di luar sana. Ia menyesal karena harus memperlakukan Alissa seperti ini. Dan yang paling menyakiti hatinya adalah perkataannya sendiri yang baru saja ia lontarkan kepada anaknya.

...


Pagi ini Alissa terbangun dengan jejak-jejak sisa air matanya semalam. Dilihatnya, seseorang tengah duduk membawakan sarapan untuknya.

"Bangun, sarapan dulu. Nanti aku obati lukanya," lelaki itu mendekat ke arah Alissa, menyerahkan semangkuk sereal dan susu ditangannya.

Alissa memakan sarapannya walaupun tidak menghabiskan semuanya. Setidaknya ia sudah menghargai Aiqal. Aiqal yang kini tengah mengobati luka-lukanya. Sudut bibirnya sobek menyisakan darah yang mengering. Pelipisnya membiru akibat benturan semalam.

Aiqal yang mengobatinya pun merasa prihatin. Tidak seharusnya perempuan seusia Alissa mendapatkan perlakuan seperti ini. "Kamu mau sampai kapan bertahan di rumah ini?"

Alissa meringis pelan saat Aiqal menekan sudut bibirnya yang luka. "Sampai mati mungkin."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun