"Oke, kalau gitu besok aja kita ketemu. Kamu harus ceritakan semuanya!" lagi-lagi hanya gumaman yang Aiqal dapatkan. Tak lama Alissa menutup telponnya dan bergegas untuk tidur, walaupun ia yakin tidak akan mungkin ia bisa tidur malam ini.
BAGIAN 3
Seperti apa yang sudah Aiqal perintahkan. Hari ini Alissa dituntut untuk menceritakan semuanya. Disinilah Alissa dan Aiqal sekarang berada. Didalam ruang kelas 12 E yang sunyi dan hanya helaian nafas dari kedua makhluk itu saja yang terdengar. Semua siswa sudah pulang sejak tiga puluh menit yang lalu, dan hanya ada beberapa siswa yang mengikuti ekstrakurikuler hari ini.
Aiqal duduk didepan Alissa yang sedari tadi hanya menunduk memainkan ponselnya. "Sa! Cepat ceritakan semuanya. Jangan main hp dulu!" dengan cepat Alissa mendongakkan kepalanya dan berdecak kesal saat Aiqal berhasil mengambil ponsel ditangannya.
"Cerita apa lagi sih? Kamu sendiri udah tahu kan, apa yang selama ini Mama lakukan kalau hasil ujian diumumkan?" Alissa mengatakan semua itu dengan santai. Sedangkan si pendengar mengangguk membenarkan ucapan Alissa.
"Iya juga sih. Tapi kamu beneran nggak apa-apa kan?" tangan Alissa terangkat. Aiqal mencoba memastikan bahwa perempuan ini tidak lagi melukai dirinya sendiri. Setelah melihat tidak ada satupun luka ditangan Alissa, Aiqal menghela nafas lega. "Syukurlah."
"Udah kan? Aku mau pulang," ujar si pemilik tangan.
"Bentar, masih ada yang mau aku tanyakan," Alissa kembali duduk ditempatnya bersiap mendengar ucapan teman kecilnya itu. "Kenapa bisa ada di  peringkat sepuluh?"
DUAR!!
Pertanyaan itu, pertanyaan yang membuat Alissa seperti tersambar petir. Ia bingung harus memberikan alasan seperti apa kepada Aiqal. Kalaupun ia berkata jujur sudah pasti Aiqal tidak akan percaya. Tapi apa boleh buat? Maura bukanlah anak yang suka berbohong. Jadi, ia akan mencoba jujur dan menceritakan semuanya kepada Aiqal. Percaya, tidak percaya, yang penting ia sudah berusaha untuk jujur.
"Kemampuan aku cuma sampai segitu," Aiqal menggelengkan kepalanya dengan kekehan kecil yang mengiringinya. Tidak percaya seorang Alissa mengatakan hal seperti itu. "Nggak mungkin lah! Kalau kemampuan kamu cuma sampai di peringkat sepuluh, terus kemarin-kemarin itu apa? Dukun nya udah nggak mempan lagi?"