“I Wish, I could make you happy with me”
Seketika kalimat tersebut membuat Michael terngiang-ngiang dengan Glenca. Bahkan saat rapat tentang rencana kinerja timnya, secara reflek Glenca memegang tangan Michael dan sering menatapnya.
Jam makan siang pun tiba, diantara semua karyawan dan timnya yang keluar makan siang hanya Michael dan Glenca yang tidak keluar dari kantornya. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Glenca pun masuk ke ruangan Michael dan menyerahkan pekerjaannya ke Michael.
“Permisi, Pak Michael”. Sapa Glenca.
Michael pun tidak menanggapinya karena menatap foto istrinya.
“Excuse Me, Michael” Sapa Glenca dengan menggoda.
“Glenca? Kenapa kamu bisa masuk ke ruangan saya?”. Tanya Mike.
“Mungkin Mas Michael terlalu fokus menatap foto istrinya sampe lupa kalo ruangannya gak dikunci hehehe. I’m sorry, Mas”. Jawab Glenca.
“Oh oke, saya yang salah. Ada apa Glenca?” Tanya Mike.
“Ini Mas. Aku udah nyelesain tugas yang Mas Michael kasih. Oh iya aku boleh nanya sesuatu yang personal gak Mas?” Tanya Glenca.
“Boleh-boleh aja. Oh iya, panggil saya Mike aja gausah Mas Michael atau Pak Michael kalo lagi bukan jam kerja”. Jawab Mike.