Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Bayang-Bayang Penyesalan

13 Juni 2024   10:51 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:45 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku tahu kita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi aku berharap kita bisa belajar darinya," kata Arga. "Aku ingin kita bisa menjadi teman yang baik, setidaknya, dan melihat ke mana arah hidup membawa kita."

Maya tersenyum. "Aku juga ingin itu, Arga. Aku ingin kita bisa memulai kembali, meskipun mungkin tidak seperti dulu. Kita bisa menjadi versi yang lebih baik dari diri kita masing-masing."

Hari itu menjadi titik balik bagi Maya dan Arga. Mereka sepakat untuk membiarkan waktu yang menentukan arah hubungan mereka, tanpa tekanan untuk kembali seperti dulu. Mereka ingin saling mendukung dan membiarkan perasaan tumbuh secara alami.

Setiap minggu, Maya dan Arga bertemu di tempat yang berbeda. Mereka kembali mengunjungi tempat-tempat yang penuh kenangan, tapi kali ini dengan perasaan yang lebih ringan dan terbuka. Setiap pertemuan membawa mereka semakin dekat, membangun kembali kepercayaan yang sempat hilang.

Di tengah perjalanan ini, Maya mulai menemukan kembali dirinya sendiri. Dia lebih fokus pada pekerjaannya sebagai editor lepas, menemukan kebahagiaan dalam membantu penulis lain merangkai kata-kata mereka. Dia juga mulai menulis lagi, menuangkan perasaannya dalam cerita-cerita yang penuh harapan.

Arga pun mengalami perubahan. Dia lebih terbuka dan jujur tentang perasaannya, baik kepada Maya maupun kepada dirinya sendiri. Mereka saling mendukung dalam perjalanan pribadi mereka, menemukan kekuatan baru dalam hubungan yang lebih sehat dan dewasa.

Suatu hari, beberapa bulan kemudian, Arga mengajak Maya untuk bertemu di sebuah kafe kecil di pinggir kota. Kafe itu baru, belum pernah mereka kunjungi sebelumnya. Saat mereka duduk dan menikmati kopi mereka, Arga mengeluarkan sebuah buku catatan kecil dari tasnya.

"Aku menulis sesuatu untukmu, Maya," kata Arga sambil menyerahkan buku itu. "Ini adalah cerita tentang perjalanan kita, tentang harapan dan penyesalan, dan tentang bagaimana kita menemukan jalan kembali."

Maya membuka buku itu dengan hati-hati, membaca halaman demi halaman. Air mata mengalir di pipinya saat dia menyadari betapa dalam perasaan Arga terhadapnya. Di setiap kata, dia merasakan cinta, penyesalan, dan harapan yang tulus.

"Terima kasih, Arga. Ini sangat berarti bagiku," kata Maya dengan suara bergetar.

Arga tersenyum lembut. "Aku ingin kita bisa terus menulis cerita kita, Maya. Mungkin kita tidak tahu bagaimana akhirnya, tapi aku ingin kita menikmati setiap langkah perjalanan ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun