Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Bayang-Bayang Penyesalan

13 Juni 2024   10:51 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:45 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maya dan Arga merasa lebih dekat daripada sebelumnya setelah mengatasi badai yang telah menguji hubungan mereka. Mereka belajar bahwa kekuatan cinta mereka tidak hanya berasal dari kebersamaan fisik, tetapi juga dari saling mendukung dan memahami, meskipun jarak memisahkan. Dengan ibunya yang semakin membaik, Maya akhirnya bisa kembali fokus pada hidupnya di kota dan merencanakan masa depan bersama Arga.

Suatu sore, mereka berdua memutuskan untuk menghadiri sebuah festival musik di taman kota. Musik selalu menjadi bagian penting dari hubungan mereka, dan festival ini terasa seperti perayaan atas segala yang telah mereka lalui.

Taman kota penuh dengan warna-warni, lampu-lampu berkelap-kelip, dan suara tawa serta musik yang menggema di udara. Maya dan Arga bergandengan tangan, menikmati setiap momen bersama. Mereka duduk di dekat panggung utama, menikmati penampilan berbagai musisi.

Saat malam semakin larut, sebuah band lokal mulai memainkan lagu yang membawa Maya dan Arga kembali ke masa-masa awal hubungan mereka. Lagu itu, dengan melodi yang lembut dan lirik yang penuh makna, mengingatkan mereka pada saat-saat pertama kali jatuh cinta.

Maya menoleh ke Arga, matanya bersinar dengan kenangan dan harapan. "Arga, ingat saat kita mendengar lagu ini untuk pertama kalinya?"

Arga tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja. Itu adalah salah satu momen terindah dalam hidupku. Dan sekarang, momen ini juga menjadi salah satu yang terindah."

Mereka saling memandang dalam diam, merasakan koneksi yang kuat di antara mereka. Tanpa berkata-kata, mereka berdiri dan mulai berdansa di bawah cahaya bintang, diiringi melodi yang membawa mereka kembali ke awal cinta mereka.

Setelah beberapa saat, Arga berbisik di telinga Maya. "Aku ingin mengatakan sesuatu, Maya."

Maya menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. "Apa itu, Arga?"

Arga menarik napas dalam-dalam, kemudian mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya. "Maya, melalui segala rintangan dan ujian, aku semakin yakin bahwa kamu adalah orang yang ingin aku habiskan sisa hidupku bersama. Kamu adalah sumber kekuatanku, harapanku, dan cintaku."

Maya merasakan air mata kebahagiaan mengalir di pipinya saat Arga berlutut dan membuka kotak itu, memperlihatkan cincin yang indah. "Maya, maukah kamu menikah denganku?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun