Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Bayang-Bayang Penyesalan

13 Juni 2024   10:51 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:45 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maya mengangguk, merasakan hal yang sama. "Aku juga merasa begitu, Arga. Aku merasa kita telah menemukan cara untuk saling mendukung tanpa terburu-buru atau memaksa."

Arga mengulurkan tangannya, menggenggam tangan Maya dengan lembut. "Maya, aku ingin kita melangkah ke tahap berikutnya. Aku tahu kita telah memulai dari awal, dan aku ingin tahu apakah kamu mau mencoba lagi, tapi kali ini dengan komitmen yang lebih serius."

Maya merasakan detak jantungnya semakin cepat. Dia tahu bahwa dia juga merasakan hal yang sama, tetapi ada sedikit keraguan yang masih tersisa. "Arga, aku sangat menghargai perasaanmu. Aku juga merasa kita sudah jauh lebih baik. Tapi aku ingin memastikan bahwa kita melakukannya dengan benar kali ini. Aku tidak ingin kita terburu-buru dan mengulangi kesalahan yang sama."

Arga mengangguk, memahami kekhawatiran Maya. "Aku setuju, Maya. Aku tidak ingin kita mengulangi kesalahan. Aku hanya ingin kita terus bersama, saling mendukung dan membangun masa depan yang kita impikan. Aku ingin kita melakukannya dengan hati-hati dan penuh cinta."

Maya tersenyum, merasakan kehangatan dalam hati. "Baiklah, Arga. Mari kita coba lagi, dengan langkah yang lebih bijaksana. Kita bisa memulai dari sini, dari tempat yang indah ini, dan melihat ke mana perjalanan ini membawa kita."

Mereka berdua merasa lega setelah percakapan itu. Ada perasaan optimis yang tumbuh di antara mereka, seolah-olah beban masa lalu telah benar-benar diangkat. Mereka menghabiskan sisa hari itu dengan berjalan-jalan di sekitar danau, berbicara tentang mimpi dan harapan mereka untuk masa depan.

Malam harinya, mereka duduk di bawah langit berbintang, menikmati keindahan alam yang tiada tara. Arga memainkan gitar kecil yang dibawanya, memainkan lagu-lagu lembut yang menenangkan. Maya menyandarkan kepalanya di bahu Arga, merasa damai dan bahagia.

"Arga, aku percaya kita bisa melalui semua ini," kata Maya pelan. "Selama kita saling mendukung, aku yakin kita bisa menghadapi apa pun yang datang."

Arga tersenyum, mencium kening Maya dengan lembut. "Aku juga percaya, Maya. Aku merasa lebih kuat dan lebih siap untuk menghadapi masa depan karena aku tahu kamu ada di sisiku."

Di bawah langit malam yang cerah, Maya dan Arga menemukan kekuatan baru dalam cinta mereka. Masa lalu mungkin penuh dengan luka dan penyesalan, tetapi mereka telah menemukan cara untuk berdamai dengannya dan melangkah maju. Dengan hati yang penuh harapan dan cinta, mereka siap menghadapi masa depan bersama, selangkah demi selangkah, membangun kisah baru yang penuh kebahagiaan.

Bab 7: Kekuatan di Tengah Badai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun