Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Bayang-Bayang Penyesalan

13 Juni 2024   10:51 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:45 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maya mengangguk. "Aku juga ingin itu, Arga. Mari kita terus melangkah maju, satu langkah demi satu langkah, tanpa terburu-buru. Mari kita lihat ke mana hidup membawa kita."

Dengan hati yang lebih ringan dan penuh harapan, Maya dan Arga memutuskan untuk menjalani hidup mereka dengan lebih bijaksana dan penuh kasih. Masa lalu mungkin penuh dengan luka, tapi mereka percaya bahwa masa depan masih terbuka lebar, penuh dengan kemungkinan indah yang menanti. Dan di bawah langit yang cerah, mereka melangkah maju, bersama-sama menemukan makna baru dalam perjalanan hidup mereka.

Bab 6: Jembatan Menuju Masa Depan

Minggu-minggu berlalu, dan hubungan antara Maya dan Arga terus berkembang dengan alami. Mereka semakin nyaman berbicara tentang masa lalu, tetapi lebih penting lagi, mereka mulai merancang masa depan mereka dengan lebih bijaksana. Hari itu, mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu di luar kota, di sebuah tempat yang tenang dan jauh dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.

Mereka memilih sebuah desa kecil di pinggir danau, tempat yang penuh dengan pemandangan indah dan ketenangan. Setibanya di sana, Maya dan Arga disambut dengan udara segar dan suara gemericik air yang menenangkan. Mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di tepi danau, menikmati keindahan alam yang menyejukkan hati.

"Tempat ini indah sekali," kata Maya sambil menghirup udara segar. "Terasa seperti dunia yang berbeda."

Arga tersenyum, matanya bersinar penuh kedamaian. "Aku pikir tempat ini bisa memberi kita kesempatan untuk benar-benar berbicara, jauh dari gangguan."

Mereka duduk di sebuah bangku kayu di tepi danau, memandang air yang tenang. Setelah beberapa saat dalam keheningan yang nyaman, Arga membuka pembicaraan.

"Maya, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu," katanya dengan suara lembut namun serius.

Maya menatapnya, merasakan ada sesuatu yang penting yang ingin disampaikan Arga. "Apa itu, Arga?"

Arga menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Selama beberapa bulan terakhir, aku merasa kita telah melalui banyak hal. Kita telah membuka luka lama, tapi juga menemukan cara untuk menyembuhkannya bersama. Aku merasa hubungan kita semakin kuat dan dewasa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun