Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Bayang-Bayang Penyesalan

13 Juni 2024   10:51 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:45 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arga menundukkan kepalanya, menahan air mata yang hampir tumpah. "Aku tidak pernah bermaksud meninggalkanmu tanpa penjelasan, Maya. Saat itu, aku terjebak dalam situasi yang sangat rumit. Ayahku sakit keras, dan aku harus segera kembali ke kampung untuk merawatnya. Tapi di saat yang sama, aku kehilangan ponselku, dan semua kontak kita terputus."

Maya terkejut mendengar penjelasan Arga. Dia merasa bersalah karena telah berpikir buruk tentang lelaki yang dicintainya. "Kenapa kamu tidak pernah mencoba menghubungiku setelah itu?" Maya berusaha menahan isak tangisnya.

"Aku mencoba, Maya. Aku menulis surat, mengirim email, bahkan mencari kamu di media sosial, tapi semuanya tampak sia-sia. Seperti kamu menghilang dari kehidupanku," jawab Arga dengan suara berat.

Maya merasa hatinya hancur. Dia ingat saat-saat dia memutuskan untuk menghapus semua jejak Arga dari hidupnya karena terlalu sakit menanggung perpisahan itu. Kini, dia menyesali keputusannya.

Hujan terus mengguyur, seolah menggambarkan air mata yang tak bisa mereka tumpahkan. Dalam keheningan itu, mereka berdua tenggelam dalam penyesalan dan keputusasaan, menyadari bahwa cinta mereka masih ada, tetapi jalan yang harus mereka tempuh untuk menyembuhkan luka lama mungkin sudah terlambat untuk ditempuh.

Dan di malam yang kelam itu, Maya dan Arga menyadari bahwa cinta sejati tidak selalu berakhir bahagia, dan kadang penyesalan adalah bayang-bayang yang harus mereka hadapi selamanya.

Bab 2: Kenangan yang Terluka

Malam semakin larut. Hujan masih deras, menciptakan irama yang monoton di luar jendela. Di dalam apartemen kecil itu, Maya dan Arga duduk dalam diam yang penuh arti. Masing-masing tenggelam dalam pikiran mereka sendiri, mencoba merangkai kembali potongan-potongan masa lalu yang terpecah belah.

"Jadi, apa yang terjadi setelah itu, Arga? Kenapa kita tidak pernah bertemu lagi?" tanya Maya akhirnya, suaranya penuh dengan kepedihan yang tertahan.

Arga menghela napas panjang, lalu mulai bercerita. "Setelah ayahku sembuh, aku kembali ke kota ini. Aku mencoba mencari kamu, tapi kamu sudah pindah dari apartemen lama kita. Nomor ponselmu sudah tidak aktif lagi. Setiap kali aku mencoba menghubungi teman-teman kita untuk mencari tahu tentangmu, mereka bilang kamu tidak ingin dihubungi."

Maya terdiam, menyadari betapa kerasnya usahanya untuk menghapus Arga dari hidupnya dulu. "Aku terlalu sakit hati, Arga. Aku pikir kamu meninggalkanku karena tidak mencintaiku lagi. Aku tidak ingin mengingatmu, jadi aku memutuskan semua hubungan denganmu dan dengan siapa pun yang mengingatkanku padamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun