Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Bayang-Bayang Penyesalan

13 Juni 2024   10:51 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:45 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maya menekan tombol kirim, merasakan beban di dadanya mulai menghilang. Dia tahu bahwa masa depan mungkin masih penuh ketidakpastian, tetapi dengan keberanian dan harapan, dia siap untuk menghadapi apa pun yang datang.

Bab 5: Langkah Pertama Menuju Harapan

Minggu berikutnya, Maya dan Arga sepakat untuk bertemu di taman kota yang tenang, tempat mereka bisa berbicara dengan leluasa. Suasana taman yang asri dan damai memberikan rasa tenang, seolah alam sekitar pun mendukung pertemuan mereka.

Maya tiba lebih dulu. Dia duduk di bangku di bawah pohon besar, merasakan angin sepoi-sepoi yang menyejukkan. Dia merasa gugup, tetapi juga bersemangat. Ini adalah langkah pertama menuju penyembuhan, menuju kemungkinan baru.

Beberapa menit kemudian, Arga tiba. Dia berjalan perlahan menuju Maya, dengan senyum penuh harap. "Hai, Maya," sapanya lembut.

"Hai, Arga," jawab Maya sambil tersenyum. Mereka duduk bersebelahan, dalam keheningan yang nyaman, sebelum akhirnya mulai berbicara.

"Aku ingin minta maaf lagi, Maya," kata Arga, menatap mata Maya dengan tulus. "Aku tahu bahwa apa yang terjadi sangat menyakitkan bagi kita berdua."

Maya mengangguk pelan. "Aku juga ingin minta maaf, Arga. Aku menghapus semua jejakmu dari hidupku karena aku tidak tahu cara lain untuk mengatasi rasa sakit itu. Aku menyesal telah memutuskan semua komunikasi."

Arga mengambil napas dalam-dalam. "Yang penting sekarang adalah kita di sini, berusaha memperbaiki semuanya. Aku ingin kita bisa berdamai dengan masa lalu, bukan hanya untuk kita berdua, tetapi juga untuk kebahagiaan kita masing-masing."

Maya merasakan ketulusan dalam kata-kata Arga. "Aku setuju. Aku juga ingin kita bisa melanjutkan hidup tanpa dibayangi penyesalan. Mungkin tidak mudah, tapi aku siap untuk mencoba."

Mereka menghabiskan waktu berjam-jam berbicara, membuka diri satu sama lain tentang perasaan mereka selama ini. Maya merasa lega bisa mengungkapkan semua yang ada di hatinya, dan mendengar penjelasan dari Arga membantunya memahami situasi dengan lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun