Mohon tunggu...
Acep Yayan XII MIPA 4
Acep Yayan XII MIPA 4 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Kelas 12 mipa 4

Gak ada

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Persahabatan Tanpa Persyaratan

25 Februari 2022   13:41 Diperbarui: 25 Februari 2022   13:51 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Masa masa saat suram memang sering muncul di ingatanku, setiap kali mengalihkan pemikiran selalu sering muncul ingatan masa lalu itu. Rasa ingin memperbaiki diri memang sudah tertanam ketika aku di keluarkan disana. Menebus semua dosa, menjalankan hidup penuh dengan karma yang berbalik menyerang. Setiap kali ingin berteman denga orang lain, sulit rasanya. Dan rasa takut di khianati masih ada di ingatanku. Masih trauma memiliki teman, hanya ingin sendirian dulu namun sendirian terus menerus engga baik bagi anak seusiaku. Bisa jadi bahan bully anak anak lain.

Di depan gerbang sekolah terdapat gadis yang sedang berdiri, dia seperti sedang menunggu orang seseorang bersama temannya. Aku cuman jalan lurus kedepan. Ehh ternyata orang yang sedang meraka tungguin adalah aku. Aku ingat ingat wajah dia, mudah dijenali dia anak yang du Bully tadi yang aku sempat bela

"Anu..... Makasih buat yang tadi". Dia ngomong kayak engga berfikir kalau aku bakalan tau apa maksud dari perkataannya.

"Iyaa ya ya. Sama sama".

"Sekali lagi aku aku berterima kasih padamu. Dan juga minta maap membawa kamu kedalam urusanku".

"Hehe engga papa. Nyantai ajah aku cuman pengen nolong ajah." Aku sedikit setengah setengah memberikan senyuman yang akan sedikit engga ada niatan. Karena takut dia Seperti vira dan aku engga ada niatan buat berteman dengan siapapun dulu, dalam pikiranku. Dan juga emang engga mau dia tau tentang diriku. Aku cuman langsung pamitan pulang duluan meninggalkan mereka berdua.

"Tasya. Kayak nya dia menghindar dari kamu dehh". Seru teman nya itu

"Tapi dia kayak beda kayak yang lain".

"Beda kayak gimana. Dia udah jelas jelas ngejauh dari kamu". Dia mempertegas ucapan dia lalu ngajak temannya itu untuk pulang.

Di sepanjang jalan, sempat dalam pikiranku mikirkan dia lagi "kenapa dia tadi di bully teman sekelasnya". Patut di selidiki, tapi bermain detektif detektifan engga perlu sihh lagian aku dah besar. Malulahh.

"Mbak, aku pulangggggg". Aku teriak

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun