"Engga adaaa". Berhenti sejenak sedang memikirkan sesuatu
"Buku pakt Indonesia. Buku paket Indonesia mana, dimana". Ouh ya lupa pasti ada di meja belajar. Aku lari kekamar dan mencari buku itu.
"Ketemu". Lari lagi menuju pintu rumah
"Mbak, aku berangkat".
"Hati hati aden di jalan".
aku berjalan agak terburu buru. Berjalan menuju pangkalan angkot. Walaupun aku punya mobil, tapi aku engga bisa mengendarai nya dan terus masih belum cukup umur. Jika ibu ada dirumah mungkin dia yang mengantarkan aku berangkat ke sekolah menggunakan mobil itu.
"Lamaa diem nya nihh angkot. Mang berangkat napa!!".
"Bentar dek. Satu penumpang lagi".
Lama amet. Ahh kalau kaya gini bisa telat lagi.
Untungnya gerbang masih di buka, sekitar tiga menit menuju bell berbunyi. Seperti biasa tatapan orang lain sedikit membuat ku engga enak sama sekali. Apakah udah nyebar rumor tentang ku? Kalau emang benar mereka udah tau apa yang sering aku lakukan waktu dulu. Kalau iya, siapa orang nya yang sangat kejam menurut ku yang telah menyebar kan berita itu?. Aku cuman bisa Nerima dengan berat, sangat berat hati untuk bisa nebus semua dosa masa laluku. Walaupun dengan ini semua semua dosaku bisa hilang maka aku akan kehilangan yang namanya sosok teman, dengan situasi seperti ini mungkin sangat sulit mendapat teman bahkan mungkin engga punya teman sama sekali. Tapi kalau dengan seperti ini akan sulit dehh. Aku cuman bisa nunduk ke kekas lalu langsung duduk engga merhatiin orang lain.
"Lucky, pagii". Ujar Vira.