Mungkin iya. Mungkin aku memang sudah gila.
Semua orang pasti semakin takut pada rumah ini. Sudah dua periode pembunuhan yang terjadi disini.
Tapi aku tidak merasa takut. Entah kenapa. Aku malah merasa sayang untuk meninggalkan tempat saat-saat terakhir kebersamaanku bersama Papa, Mama dan Ami.
Orang tua Hani juga sempat mengajakku untuk tinggal bersama mereka. Tetapi kutolak dengan penuh rasa hormat dan terimakasih karena mereka telah berbaik hati mengurusku selama dua minggu dirumah ini setelah kejadian itu.
Mega dan teman-teman lain di Jakarta yang merasa luar biasa heran dengan keputusanku untuk tetap tinggal di kota ini dan di rumah ini, mencoba membujukku hampir setiap hari lewat telepon dan bbm.
Tapi aku masih tetap ingin berada disini.
Â
Beberapa minggu setelah kejadian itu, tanpa sengaja aku melihat sebuah artikel di internet tentang sleep paralysis, yang katanya bisa berlanjut ke tahap lucid dream.
Lucid dream adalah mimpi yang terasa sangat nyata. Yang bisa kita atur sendiri jalan ceritanya.
Aku ingin sekali mendapatkan lucid dream itu. Selagi ingatanku pada Papa, Mama dan Ami masih kuat. Selagi udara di dalam rumah ini masih membawa aroma mereka.
Â