Kasurku menghilang. Aku melayang dalam kegelapan. Lalu terjatuh. Â Seperti dihisap oleh pusaran angin besar yang sangat kuat.
Beberapa nanodetik lagi aku akan sampai di halaman belakang rumah lamaku.
Rumput yang hijau, pohon mangga yang sedang berbuah, dan koleksi anggrek Mama.
Papa menggendong dan memutar-mutar Ami di udara. Ami tertawa-tawa gembira.
Mama keluar dari dapur membawa sepiring cheese rollcake kesukaanku dan empat gelas minuman sari jeruk.
Aku berdiri dengan mantap.
Tanah dibawahku tidak bergoyang lagi.
Aku berlari menghampiri Mama. Wangi cologne waterlily Mama menyebar di udara. Â Kuambil sepotong rollcake dan memakannya. Rasanya enak sekali.
Papa datang menghampiri. Ami berteriak memanggilku dan mengulurkan kedua lengannya. Kuambil Ami dari gendongan Papa dan memeluknya. Kulitnya yang lembut menempel di wajahku. Kuhirup wangi sabun strawberry dari tubuhnya yang mungil.
Papa merangkul bahuku seperti yang biasa dilakukannya. Aroma aftershavenya yang maskulin tercium olehku.
Cahaya matahari sore yang hangat menerpa wajah kami. Kupandangi wajah Papa, Mama dan Ami sepuasnya. Â