Mohon tunggu...
yeni purnama
yeni purnama Mohon Tunggu... -

apa nich

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penjual Jamu Gendong Terakhir

18 April 2011   09:25 Diperbarui: 4 April 2017   16:21 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Nggak apa-apa, Mas.”

“Gimana kerja’an?” tanya Irfan.

“Baik… Mas sendiri kuliahnya lancar?”

“Alhamdulillah Dell.. Semuanya lancar.. udah nggak juga shock  sama pergaulan Jogja. Hehehe.”

“Lha iya tho, Mas. Masak udah setahun lebih masih mau shock.. Tapi ya jangan sampe ikut kebawa yang enggak-enggak lho, Mas.”

“Enggak lah… Percaya dong sama Mas kamu yang ganteng ini.”

“Ganteng-an kunci Mas?”

“Ah, kamu ini lho… Tega amat ngatain Mas.”

“Mas Irfan kapan pulang ke Boyolali? Semenjak Emak meninggal… kita belum ketemu lagi…dulu juga… mas nggak bisa datang ke pemakaman Emak kan karena Mas lagi di Bandung.”

“Gimana mau datang… Rumah kamu aja Mas masih belum tahu. Tapi seneng juga nich. Ternyata bisa juga ya kamu kangen sama Mas? Hihihi.”

“Gitu ya… malah ngeledek.”

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun