Ki Tapa yang merasa di remehkan Jaka Someh langsung berubah mukanya menjadi merah padam karena sangat marah
“Kurang ajar kamu bocah...sudah bosan hidup rupanya kamu ini...baru bisa beberapa jurus saja sudah belagu”.
Jaka someh mendengar ucapan Ki Tapa hanya membalasnya dengan tersenyum, dalam hati dia berkata
“Ini rupanya salah satu jagoannya Ki jabrik yang telah meluluh lantakan perguruan Pusaka Karuhun, perguruan ayahnya Dewi Sekar...saya harus hati-hati menghadapinya”.
Ki Tapa yang melihat Jaka Someh telah berdiri dihadapannya dengan sikap yang tenang, berkata dalam hatinya
“Siapa orang ini...sikapnya nampak tenang...sepertinya dia bukan pendekar sembarangan...Saya menjadi penasaran...”
Beberapa anak buah Ki Tapa segera mengepung Jaka Someh. Setelah Ki Tapa memberi aba-aba mereka segera menyerang Jaka Someh dengan berbagai senjata yang ada ditangannya masing-masing.
Mendapat serangan dari berbagai arah, Jaka Someh hanya egos dan menghindar secukupnya, kemudian dia membalas dengan pukulan ringan dan jurus kepretan. Meskipun pukulannya nampak pelan, namun tak ayal membuat beberapa anak buah Ki Tapa langsung berjatuhan. Ada yang memegang perut, kepala dan dada mereka.
Beberapa yang lain juga di robohkan Jaka Someh dengan menggunakan jurus tarikan dan dorongan.
Melihat anak buahnya dengan mudah dirobohkan oleh jaka someh, Ki Tapa langsung melompat dan menyerang lawannya dengan jurus pukulan, ke arah kepala Jaka Someh. Mendapat serangan cepat dari Ki Tapa, jaka Someh berusaha menghindar dengan cara merundukan kepalanya.
Setelah serangannya berhasil di hindari oleh jaka Someh, Ki Tapa langsung melanjutkan serangan mautnya dengan jurus-jurus andalannya. Serangannya begitu gencar dan dahsyat, sampai-sampai tembok batu yang ada di gapura halaman rumah juga ikut hancur terkena serangan Ki Tapa. Terdapat hawa panas dalam jurus-jurus yang dilancarkan Ki Tapa, menandakan jurusnya tersebut mengandung tenaga dalam yang tinggi. Melihat kekuatan Ki Tapa yang hebat jaka Someh langsung berlari ke arah lapangan luas yang ada di dekat rumah keluarga Purba Anom, untuk menghindari kerusakan bangunan yang lebih parah lagi.