Lima hari mereka berjalan dengan menggunakan gerobak sapi, akhirnya mereka sampai juga di perbatasan wilayah galuh.
Ada yang berbeda dengan keadaan rumah Purba Anom pada waktu itu. Tempat itu sudah dikuasai oleh gerombolan Ki Jabrik
Bahkan Ki Tapa, telah menjadikan tempat kediaman Purba anom sebagai markas mereka. Banyak Masyarakat yang menderita akibat perbuatan Ki Tapa dan anak buahnya. Banyak warga yang di bunuh oleh mereka, sedangkan yang masih hidup, mereka hidup dalam ketakutan. Para warga harus memberikan upeti yang besar kepada Ki Tapa dan anak buahnya.
Ketika gerobak Jaka someh memasuki wilayah perbatasan galuh, mereka langsung di hadang oleh anak buah Ki Tapa.
Ada 20 orang bersenjatakan golok yang siap mengancam mereka. Jaka someh masih kelihatan tenang, sedangkan purba anom dan dewi intan merasa sangat ketakutan. Purba anom berkata kepada jaka someh dengan suara bergetar ketakutan,
“Paman, bagaimana ini...? Lebih baik kita menyerah saja, daripada di bunuh oleh mereka...”
Jaka Someh menenangkan Purba Anom
“Tenang, purba. Biar paman coba atasi masalah ini...”
Jaka Someh turun dari gerobaknya, dan tersenyum ramah kepada mereka
“Maaf akang-akang, ada apa ini...? Kami hanya mau menumpang lewat jalan ini...Semoga akang berkenan mengijinkan kami...”
Salah seorang yang paling sangar membentak Jaka Someh