"Iya, oppa," janjiku.
"Sebenarnya apa sih yang terjadi? Kenapa bisa ada kebakaran di resto Hangeng?"
"Aku juga tidak tau, oppa. Aku sudah di depan dan menunggu Hangeng oppa ketika mendengar ledakan itu, sepertinya dari dapur..."
Manshi bergidik sesaat, "mungkin kalian tidak mengecek apa ada gas bocor atau kompor yang belum dimatikan."
"Jadi kenapa kami bisa disini? Padahal aku tidak ingat menelepon pemadam kebakaran... dan kupikir aku sudah... mati. Soalnya panas sekali."
"Xili, kau harus ingat. Lain kali menelepon pemadam kebakaran adalah langkah pertama yang perlu kau ambil sebelum mengambil resiko yang lain," wanti Leeteuk oppa.
Manshi melirikku, "kau memang nyaris mati waktu ditolong, Xili. Untunglah kau masih disini sekarang. Aku ngeri sekali mendengar kabarmu dari Yifang. Dia sampai menangis dan ngomong tidak jelas waktu meneleponku."
"Aku menelepon Siwonnie untuk minta dia menjemputmu, aku khawatir. Jadi Siwon datang di saat yang tepat, mungkin tidak lama setelah kau pingsan. Orang-orang di seputar resto sudah menelepon pemadam kebakaran. Siwonnie menelepon pemadam lagi, lalu mengambil resiko untuk masuk dalam karena mendengar Hangeng berteriak."
"Hangeng oppa meneriakkan namamu, jadi Siwon oppa merinding, dia pikir kau kenapa-kenapa."
"Maaf... Manshi, Leeteuk oppa, aku membuat kalian khawatir," kataku.
"Untuk apa minta maaf? Aku senang melihatmu disini. Nah, Xili, kau perlu istirahat. Kalau kau merasa tidak nyaman, tekan bel ini, dan aku akan datang. Aku tidak akan meninggalkan kalian," pinta Leeteuk oppa.