"Tidak. Aku tidak mau ambil resiko, dan bukan sekali saja kalian mengalami hal seperti ini. Yifang pernah diganggu di bar, Meifen pernah diculik, kau juga pernah terlibat masalah. Aku tidak berani bertanggungjawab pada Yifang kalau terjadi sesuatu padamu."
Nada bicara Hangeng oppa sangat protektif. Entah kenapa, mendengarnya hatiku jadi senang. Dia berdeham sekali dan tersenyum.
"Setuju kan? Tolong tutup pintunya dulu dan tunggu aku di depan ya. Aku mau ke atas dan bersiap sebentar."
"Ne, oppa," ucapku.
Aku melihat Hangeng oppa pergi ke lantai atas, sedangkan aku menutup pintu resto, setelah memastikan segalanya sudah rapi. Aku sedikit berharap, Hangeng oppa mau sekali lagi membuka pintu hatinya untukku. Lamunanku pecah tiba-tiba karena mendengar bunyi ledakan yang cukup keras dari belakangku. Aku kaget dan melihat ada sesuatu yang bercahaya di dalam resto, dari jendela di luar. Pikiranku macet sesaat, tapi kemudian aku baru sadar: di dalam sana itu ada api!
"Hangeng oppa!"
Aku mendengar bunyi gedubrakan, lalu panic. Api... api, bagaimana ini? Hangeng oppa di dalam! Aku mencari kunci pintu depan resto dari saku jeans-ku dengan sangat panic. Kenapa ketika kunci itu dicari dalam keadaan genting, aku malah tidak mendapatkannya? Apa Hangeng oppa tau ada api di dalam sana? Atau Hangeng oppa sekarang terjebak di api itu? Aku tidak berani membayangkan apa yang akan kulihat di dalam sana. Akhirnya aku berhasil membuka pintu resto dan menarik ke atas pintu besinya.
"Oppa!" teriakku sekali lagi.
"Xili, apa yang kau lakukan? Keluar sana! PULANG!"
"Tapi oppa dimana? Aku tidak bisa meninggalkan oppa!"
"Jangan pikirkan aku, apinya keluar dari dapur! CEPAT PERGI!"