"Xili, ada yang kau perlukan? Lapar tidak?" Tanya Kibum oppa sambil tersenyum.
"Err... tidak, oppa. Aku melihat jari jemari Hangeng oppa bergerak tadi."
"Mworago?" Tanya keduanya kompak.
Kini mereka memusatkan perhatian pada Hangeng oppa. Dan aku yakin sekali, mata itu perlahan terbuka.
"Gyaaaaaah Hangeng hyung! Kau sudah sadar!" teriak Henry, heboh sekali.
"Hen... Henry? Ki... Bummie?"
Suara yang kurindukan itu akhirnya bisa kudengar lagi. Dan mata kami bertemu pandang. Tuhan terima kasih... terima kasih aku boleh melihat Hangeng oppa lagi... air mata haru menetes dari mataku, tapi Hangeng oppa tersenyum.
"Xili... Xili, aku bersyukur bisa bertemu denganmu lagi... kau tidak sakit kan, Xili?"
"Oppa bodoh... harusnya oppa mengkhawatirkan keadaan oppa sendiri, kenapa malah mengkhawatirkanku? Aku sudah sadar dari kemarin, tapi oppa belum," ucapku.
"Hen, panggil Leeteuk hyung cepat," perintah Kibum oppa.
"Siaaaaaap!" balas Henry ceria.