Henry menghilang dengan cepat dari dalam ruangan.
"Kalian ini ya... saling mengkhawatirkan... tau tidak kalau kami semua shock gara-gara berita kalian kena kebakaran ini. Jantungku benar-benar nyaris copot."
"Maaf, Kibum oppa..." desahku.
Tapi aku melihat Kibum oppa tersenyum. Lalu Henry kembali dengan Leeteuk oppa. Ada sedikit keringat di dahinya yang tertutup poni, dan dia memegang banyak amplop besar.
"Hangeng, apa yang kau rasakan sekarang?" Tanya Leeteuk oppa professional.
"Aku merasa baik, hyung," jawab Hangeng oppa.
"Kau bisa menggerakkan kaki dan tanganmu dengan bebas?"
Hangeng oppa menggerakkan jari-jarinya dan mengangkat lengannya.
"Kupikir cukup aman."
"Aku ingin kau coba bangkit dari ranjangmu, Hangeng. Aku perlu mengecekmu. Henry, Kibummie, berdirilah di dekatnya."
Aku heran mendengar nada bicara Leeteuk oppa yang tegang. Hangeng oppa bangkit dari ranjangnya dengan dibantu Kibum oppa. Ketika kakinya menginjak lantai dan tubuhnya meninggalkan ranjang sepenuhnya, dia ambruk. Syukurlah Henry menangkapnya dengan cepat, dan jantungku berdetak tak menentu.