Tradisi keluarga dan budaya membantu anak memahami nilai sosial, seperti rasa syukur, tanggung jawab, dan solidaritas.
Contoh: Perayaan hari besar atau adat istiadat mengajarkan anak pentingnya hubungan sosial dan empati.
Interaksi Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya saling memengaruhi perkembangan sosial dan emosional individu. Misalnya:Â Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga kolektivis di masyarakat kolektivis akan cenderung memiliki nilai sosial yang lebih harmonis.
Namun, jika lingkungan keluarga bertentangan dengan budaya dominan (misalnya, keluarga individualis di budaya kolektivis), anak mungkin mengalami konflik identitas sosial.
Lingkungan dan budaya memainkan peran penting dalam membentuk kemampuan sosial dan emosional seseorang.
Lingkungan seperti keluarga, sekolah, dan komunitas memberikan pengalaman langsung yang mendukung perkembangan tersebut.
Budaya memberikan kerangka nilai, norma, dan cara berpikir yang memengaruhi bagaimana individu memahami dan mengekspresikan emosi serta membangun hubungan sosial.
Kombinasi antara lingkungan yang suportif dan budaya yang inklusif membantu individu mencapai perkembangan sosial dan emosional yang sehat.