Senja menghela nafas panjang sebelum mulai bercerita tentang dilema yang ia hadapi. Rania mendengarkan dengan seksama, sesekali mengangguk penuh pengertian.
Tak terasa, mereka sudah berbincang cukup lama, dan malam semakin larut. Akhirnya, Rania pamit pulang. Sebelum pergi, ia memeluk Senja erat, memberikan dukungan tanpa kata.
Setelah Rania pulang, Senja kembali memandang langit malam. Bintang-bintang tampak lebih terang sekarang, seolah memberi isyarat bahwa selalu ada harapan di tengah kegelapan.
Dengan tekad baru, Senja memutuskan untuk berbicara dengan orang tuanya esok hari, setelah melaksanakan Sholat Ied. Ia akan membuka hatinya, membagikan impiannya, dan berharap mereka akan mengerti.
Senja memasuki rumah dengan langkah yang lebih ringan. Meski masa depan masih terasa tidak pasti, setidaknya ia telah memutuskan untuk mengambil langkah pertama, yaitu berbicara jujur pada orang tuanya.
Malam itu, sebelum tidur, Senja menulis di buku hariannya:
“Di persimpangan ini, aku memilih untuk jujur pada diriku dan orang-orang yang ku cintai. Jalan ini mungkin penuh tantangan, tetapi aku yakin inilah yang harus kutempuh. Semoga keberanian dan kebijaksanaan selalu menyertai langkahku.”
Dengan itu, Senja menutup buku hariannya dan memejamkan mata, bersiap menyambut hari esok dengan harapan baru. Dalam hatinya, ia merasa lebih tenang, yakin bahwa apapun yang terjadi, ia telah memilih untuk menghadapinya dengan kejujuran dan ketulusan.
Keesokan harinya, Senja terbangun dengan perasaan campur aduk. Aroma khas makanan lebaran mulai menguar dari dapur, mengingatkannya akan tradisi yang selalu ia nantikan setiap tahun. Namun kali ini, ada sedikit kegelisahan yang menyelimuti hatinya.
Setelah bersiap-siap, Senja bergabung dengan keluarganya untuk sarapan. Suasana hangat dan ceria khas lebaran terasa di meja makan, dengan obrolan ringan dan tawa yang sesekali terdengar. Senja berusaha untuk ikut dalam suasana ini, meski pikirannya masih dipenuhi dengan rencana untuk berbicara dengan orang tuanya.
“Senja, nanti setelah Sholat Ied kita berkunjung ke rumah paman dan bibi ya,” ucap ibunya sambil menuangkan teh.