Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hari Tua di Panti Werdha, Yes or No? Simak Cerita Oma Cinta

2 Maret 2022   00:15 Diperbarui: 13 Maret 2022   12:53 3238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Pixabay

“Waduh ... mau pensiun dengan tenang, kok disangka mau merebut pacar,” bisik oma Cinta yang saat itu sudah berusia 70 tahun kepada oma Kasih.

Oma Kasih diam saja, walaupun juga merasa heran.

Kalau memang mau pacaran, tentu sudah dilakukan saat mereka masih muda. Walaupun aku tidak mengetahui alasan persisnya oma Cinta dan oma Kasih tidak membangun keluarga, tetapi aku meyakini mengambil pacar orang lain bukan merupakan kebiasaan mereka berdua.

Salah satu kegiatan punya pacar, biasanya sering berdua-duaan. Oma Kasih dan oma Cinta tidak pernah memperhatikan apakah oma “pacar” sering berdua-duaan dengan opa yang dikatakan sebagai pacarnya.

Setelah mengetahui opa yang dimaksud oleh oma “pacar”. Oma Kasih dan Oma Cinta memilih selalu menghindari opa tersebut. Sampai-sampai penghuni Aussi mengatakan secara berbisik-bisik kepada oma Cinta dan oma Kasih. Bahwa opa yang pacarnya oma “pacar” bertanya-tanya, mengapa dua bersaudara itu selalu menghindar.

Oma Cinta yang gemar menyanyi, jadi ingat lagu Titik Puspa. Judulnya Marilah Kemari

Boleh dua-duaan
Asal tetap di lingkaran
Tapi awas jangan pergi berduaan
Nenek bilang itu berbahaya

Kalau tidak menghindari opa dan oma “pacar”, nanti mereka dituduh sebagai nenek-nenek kepo. Waduh … harus selalu mengingatkan, bahwa berdua-duaan itu berhahaya.

Padahal seharusnya, bukankah anak-anak oma “pacar” yang seharusnya kepo. Sambil  menjaga ibunya. Sudah oma, kok masih punya pacar.

4. Taichi

Taichi adalah seni bela diri aliran halus dari Tiongkok, yang sering digunakan sebagai senam kesehatan. Ada berbagai gaya Taichi yang pada dasarnya berasal dari sebuah akar yang sama, berubah menjadi gerakan yang berbeda-beda. 

Taichi diciptakan oleh seorang pendeta Tao pada abad ke 12. Pendeta Zhang Sanfeng, yang di Indonesia dikenal dengan Thio Sam Hong.

Sejalan dengan perkembangan waktu, Taichi banyak mengalami perubahan. Dalam kurun waktu yang cukup panjang, sekitar 7 abad. Hampir setiap abad, selama 4 abad terakhir ada 4 tokoh yang mengadakan pengembangan terhadap Taichi.

Abad 15, Chen Wangting melakukan pengembangan, Taichi gaya Chen.

Abad 16, Yang Luchan melakukan pengembangan lagi, Taichi gaya Yang

Abad 17, Wu Yuxiang melakukan pengembangan lagi dan lagi, Taichi gaya Wu.

Abad 19, Sun Lutang melakukan pengembangan lagi, lagi dan lagi Taichi gaya Sun

Dari pengembangan menjadi 4 gaya, Taichi gaya Yang terpilih menjadi standar pengajaran Taichi di seluruh dunia. Dikenal dengan sebutan “Beijing 24 steps” (Senam Gaya Taichi 24 langkah).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun