Beberapa hari lagi. oma tas melihat oma Cinta membuat kerajinan tangan baru. Sebuah dompet dari benang wol berwarna coklat, dilengkapi ritsleting.
"Saya mau yang ini," katanya sambil menunjuk dompet coklat.
"Berapa harganya?" tanyanya lebih lanjut.
"Rp 30000#," jawab oma Cinta singkat.
"Saya mau," katanya, "Dan kembalikan uang Rp 20000# nya."
Lo, mengapa saya harus mengembalikan Rp 20000#?" tanya oma Cinta
"Waktu itu, saya kan mengembalikan tas mungil merah yang seharga Rp 50000#," jawab oma "tas", "Jadi masih ada uang saya Rp 20000#."
Oma Cinta menjelaskan waktu oma "tas" mengembalikan tas mungil merah, oma Cinta sudah langsung mengembalikan uang Rp 50000#. Tetapi oma "tas" bersikeras belum. Tak ada saksi yang bisa membenarkan salah satu dari dari mereka.
Kesalahan oma Cinta tidak membuat sekedar catatan tertulis yang ditanda tangani berdua. Jadi oma Cinta sulit mendebat oma "tas" yang ngotot meminta uang Rp 20000#.
Hanya saja hari-hari selanjutnya terjadi hubungan toksik antar mereka. Oma Cinta kapok melayani pembelian yang dilakukan oleh oma "tas". Bahkan toksik menjalar, menjadi tidak mau menjual kepada penghuni yang lain. Mereka rata-rata sudah mulai pikun.
*****