Mohon tunggu...
Ricky Pramono Hasibuan
Ricky Pramono Hasibuan Mohon Tunggu... -

Semangat dan Yakin pada TUHAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibadah yang Sejati

5 Februari 2011   11:57 Diperbarui: 19 Agustus 2020   16:23 7137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan jika kita berpikir tentang hidup kita harus menembus sudut yang tersembunyi itu, dan terus menolak untuk mencoba segala sesuatu bagaimanapun sepele atau menjijikkan hal itu, sebagai sesuatu hal yang menyimpang.[12]

Ayat ini dan berikut merupakan semacam ikhtisar pengenal nasehat-nasehat khusus yang menyusul. Di dalamnya kita seakan-akan menemukan garis merah kehidupan Kristen.

Kata-kata “karena itu”, menghubungkan ikhtisar ini dengan pasal-pasal yang mendahului.

Etika kristen berdasarkan dogmatika. Atau dengan perkataan yang lebih tepat dan sesuai dengan nas ini, kehidupan seorang Kristen merupakan sambutan atas kemurahan Allah terhadap dirinya.

Kemurahan Allah itu telah diuraikan dengan panjang lebar dalam pasal 1-11 pada umumnya dan dalam ayat-ayat yang terdahulu pada khususnya ( bnd. Ayat 31).[13]

Atas kemurahan hati Allah.

Paulus disini tidak mengalihkan perhatiannya pada praktek agama sebagaimana hal itu adalah yang berdampingan dengan teori keagamaan.

Kita telah menemukan sebuah dunia yang besar, teka-teki yang belum terungkap; sebuah teka-teki dimana Kristus kemurahan hati Allah memberikan jawabannya.

Dan karena anugerah Allah adalah jawaban untuk teka-teki itu, kita terpaksa harus kembali pada poin dari mana kita berangkat untuk merumuskan secara tajam, sepenuhnya hal-hal yang perlu, yang tidak dapat dipecahkan.[14] 

Supaya kamu mempersembahkan tubuhmu.

Perkataan Yunani paristanai yang dipakai disini kita temukan juga dalam pasal 6:13, 16, 19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun