Mohon tunggu...
Ricky Pramono Hasibuan
Ricky Pramono Hasibuan Mohon Tunggu... -

Semangat dan Yakin pada TUHAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibadah yang Sejati

5 Februari 2011   11:57 Diperbarui: 19 Agustus 2020   16:23 7137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Paulus menulis Surat ke Roma pada tahun 58 dan dia berada di Korintus.

Dia masih baru saja mau menghentikan penyelesaian rencananya yang sangat berharga di hatinya. Jemaat di Yerusalem adalah jemaat induk, tetapi merupakan jemaat yang miskin dan Paulus telah mengorganisir pengumpulan (dana) melalui jemaat-jemaat muda untuk jemaat di Yerusalem (I Korin 16:1 dst, II Korin 9: 1 dst).

Ketika Paulus menulis kitab Roma, dia baru saja berangkat ke Yerusalem dengan dana untuk bait Allah di Yerusalem.[6] Mungkin dalam menulis surat ini Paulus membayangkan masalah-masalah di Yerusalem.

Pasal 12:1-2 menandakan peralihan dari pembicaraan mengenai prinsip-prinsip dasar kepada pembicaraan tentang etika, yang dapat dibagi menjadi tiga bagian: a).12:3-21; b).13; c).14:1-14:13.[7]

Surat Roma ditulis pada waktu orang-orang Yahudi diizinkan kembali ke Roma, tetapi hal ini pun berarti bahwa orang-orang Kristen Yahudi itu kini menemukan suatu komunitas Kristen yang amat berbeda dengan apa yang telah mereka tinggalkan.

Dugaan ini menolong mencari penjelasan seluruh persoalan Surat Roma dan menolong menjelaskan nas 13:1 dyb. Apa yang kita miliki di sini bukanlah suatu risalat dogmatis tentang pemerintahan dan negara, tetapi suatu tuntutan akan tingkah laku yang setia guna menghindari maklumat yang baru.

Mengingat parousia yang akan segera datang, doktrin tentang negara juga tidak perlu, sama halnya dengan pembaruan sosial apapun.[8]

Keadaan sekitar kunjungan ke Yerusalem memungkinkan Paulus menulis surat ini kepada jemaat Roma untuk mencapai beberapa tujuan yang dikehendakinya.

Pertama, surat ini merupakan kesempatan untuk memperkenalkan diri kepada jemaat, yang sebagian besar tidak ia kenal secara pribadi. Kedua, ia dapat menyusun, mengevaluasi, dan meringkas argumen-argumen yang mugkin harus dikemukakannya bila khotbahnya dilawan di Yerusalem.

Ketiga, ia tentu sangat memperhatikan keadaan orang Kristen Yahudi yang merupakan minoritas di Roma ketika ia menulis surat ini.

Bagian mengenai orang Yahudi (Rm.9-11) dan bab-bab mengenai hidup dalam kebersamaan (terutama bab14-15) mungkin dimaksudkan untuk merebut hati umat yang minoritas ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun