Mohon tunggu...
Rhaisya Agustian
Rhaisya Agustian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Negeri 1 Padalarang

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Novel Sejarah Mohammad Hatta

20 November 2021   16:54 Diperbarui: 20 November 2021   16:57 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi hari menyapa, menyambut cerita baru yang akan hadir dari keluarga kecil Hatta. Seperti biasnya, sang ibu tengah menyiapkan sarapan untuk keluaga kecilnya. Hatta yang masih tidur terlelap merasa terganggu tidurnya. Perlahan matahari mulai memasuki jendela kamar dibarengi dengan teriakan sang ibu dari dapur yang terdengar jelas dari dalam kamar Hatta."Hatta bangun.. sudah pagi. Pergi ke kamar mandi lalu cuci muka. Kaka yang baik harus memberi contoh baik pada adik-adiknya.." begitulah kurang lebih teriakan yang Hatta dengar secara samar-samar dari atas tempat tidurnya. Perlahan ia meregangkan tubuh lalu mulai bangun dan terduduk sesaat diatas kasur. Dengan wajah yang setengah bengkak akibat tidur menyamping semalaman, ia menguap masih merasakan sisa-sisa kantuknya disana. Ia mengusap usap matanya, berusaha menjernihkan pandangannya yang buram.

Hatta berjalan dengan langkah lunglai. Mulai keluar dari kamar tidurnya, lalu masuk ke kamar mandi. Ia menggosok gigi sembari bernyanyi-nyanyi kecil di dalam kamar mandi.

"Hatta..., jangan bernyanyi di dalam kamar mandi!. Sudah berapa kali ibu bilangi kamu ini, tetap saja ya.." begitulah kira-kira omelan sang ibu tatkala mendengar lantunan lagu yang di nyanyikan Hatta dalam kamar mandi.

"Aku tidak bernyanyi bu.., hanya bersenandung" elak Hatta dengan alasannya. Tak terhitung sudah berapa banyak elakan-elakan yang dijadikan Hatta sebagai elakan saat diomeli oleh sang ibu. Entah darimanakah datangnya ide pengelakan tersebut, ia selalu saja bisa membuat orang lain geleng-geleng kepala saat mengetahui tingkahnya.

Melanjutkan kegiatannya di kamar mandi, Hatta merasa hatinya tidak tenang. Ia merasa hati dan pikirannya tidak karuan. Esok lusa adalah hari dimana ia akan menghadiri bangku sekolah dasar. Hatta terus saja berasumsi tentang bagaimana hari esok. Apakah orang-orang disana baik? Apakah guru di sekolah nanti galak terhadap siswanya? dan Apakah aku akan memiliki banyak teman selama bersekolah di sana?. Begitulah kira-kira pertanyaan yang muncul dalam benak Hatta selama ia sibuk di kamar mandi. Hal tersebut juga mengakibatkan ia memakan waktu yang lama di dalam sana. 

"Anak itu sedang apasih di dalam sana lama sekali?" gumam sang ibu sembari membalikan telur ceplok untuk sarapan.

Tak lama kemudian datang sang suami menghampiri Saleha "Hatta mana? Masih di kamar mandi? Ko lama sekali?"

"Sepertinya dia tertidur di dalam. Coba kamu bangunkan ia, aku sedang membereskan dulu gorengan ini!" timpal Saleha pada sang suami.

"Hatta...., kamu tidur nak?" tanya sang abi lembut pada Hatta yang sedari tadi belum nampak lagi keberadaanya setelah terakhir masuk ke kamar mandi.

Hatta yang sedari tadi sedang melamunkan nasibnya nanti di sekolah sontak terbangunkan dari lamunannya, "Eh..i..ii.iya bi..., sebentar lagi Hatta keluar".

"Abi tunggu di meja makan ya nak! Kita sarapan sama-sama" seru sang abi pada Hatta.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun