Mohon tunggu...
Rhaisya Agustian
Rhaisya Agustian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Negeri 1 Padalarang

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Novel Sejarah Mohammad Hatta

20 November 2021   16:54 Diperbarui: 20 November 2021   16:57 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali ke tahun 1945, dimana terdapat kisah manis disana. Kisah dimana Hatta dewasa bertemu dengan pasangan hidupnya. Kita dapat melihat sosok Hatta yang lain. Dimana, biasanya kita melihat sosok Hatta yang ambisius dan fokus, namun kali ini kita dapat melihat sosok Hatta yang mendadak berubah menjadi seorang Romeo. Hatta yang bersikap manis, dan banyak menciptakan kalimat-kalimat ajaib untuk pasangannya.

 

Hatta, adalah seorang kutu buku, cendikiawan dan tokoh bangsa yang amat sangat fokus terhadap masalah yang menyangkut Negara Indonesia. Selama Indonesia belum dapat melalui masa penjajahan ini, Hatta tidak memiliki keinginan untuk memikirkan tentang hal-hal yang bersangkut pautan dengan yang namanya kisar asmara. Rasa tanggung jawab dan pengabdiannya terhadap Negara amatlah besar, sehingga sepertinya tidak ada ruang khusus untuk seorang wanita selain untuk Saleha sang ibu. Rasa cinta Hatta pada masa perjuangan kemerdekaan telah ditaruh penuh pada bangsa Indonesia.

Suatu ketika saat Hatta tengah berada disebuah pekumpulan atau dapat kita sebut reuni. Saat itu Hatta tengah menghadiri reuni angkatan Perhimpunan Indonesia saat ia masih menjadi seorang Mahasiswa disebuah universitas di Belanda. Hanya rekan-rekan yang dulu berjuang bersama dan berada di pihak Hatta saat itulah yang hadir di reuni ini. Ada satu anggota yang mengirim surat undangan untuk menghadiri reuni. Surat itu layaknya sebuah undangan untuk bersilaturahmi bagi Hatta, karena menjaga silaturahmi merupakan suatu keharusan dalam agamanya, maka tidak ada salahnya jika ia pergi hadir selagi ia bisa dan memiliki umur. Begitu kira-kira pikir Hatta.

Acara berjalan seperti acara-acara nostalgia memori seperti pada umumnya. Semua orang mengobrol dan memesan makanan di tempat makan atau biasa kita sebut sebagain Restoran di daerah Bandung. Mereka mengobrol banyak halm terutama tentang ceita perjuangan Hatta hingga ia dapat menjadi seorang tokoh atau pahlawan yang namanya semakin besar dan dikenal sekarang. Hatta tidak pernah ingin berinisiatif untuk bercerita sendiri. Jika ada yang bertanya maka ia akan jawab tertusaja, karena itu pemintaan mereka yang ingin tahu kisahnya. Akan tetapi, jika tidak ada yang bertanya maka ia tidak akan bercerita dengan sendirinya. Yang Hatta takutkan hanyalah, bila mana ia berceita terlebih dahulu, ia takut jika hal tersebut dapat dikatakan sebagai usahanya pame akan sesuatu. Hatta tau kisahnya luar biasa, itulah sebab kenapa ia tidak ingin bercerita duluan.

Hingga terdapat salah satu pertanyaan dari rekannya yang amat membuatnya kepikiran selama kumpul bersama mereka.

"Tuan Hatta ini, apakah sudah mmeiliki pendamping hmm?" tanya salah satu rekannya yang terdengar seperti candaan yang sedikiit menggoda (mengejek) Hatta. 

Hatta yang mendengar hal tesebut kemudian hanya tersenyum. Memang iya, di usianya yang sudah berkepala empat, Hatta masihlah melajang hingga saat ini. Hal itu mungkin akan terlihat menyedihkan bagi sebagian orang. Namun, bagi Hatta gurauan tersebut malah menjadikan sebuag pengingat baginya bahwa ia harus menemukan pasangan hidup lalu menikah.

"Untuk saat ini belum, tapi sepertinya aku akan segera memikirkan hal tersebut secepatnya. Terimakasih telah diingatkan. Berkat kau aku jadi ingat akan tujuan lain dalam hidup." Hatta menjawab dengan tenang dan nampak berterimakasih telah diingatkan.

"Jadi selama ini kau lupa akan kodratmu? Sepertinya benar yang dikatakannya (menunjuk salah satu temannya) bahwa kau akan menikah dengan buku-bukumu" guraunya pada Hatta. Hatta menanggapi dengan tersenyum sedikit tertawa kecil, sedangkan yang lain terlihat laluasa menertawakan Hatta. Kapan lagi kau akan bisa menertawakan seorang Moh Hatta. Kisah hhidupnya yang penuh dengan kisah yang hanya bisa ditanggapi dengan tepukan tangan dan apresiasi. Namun kini, mereka menemukan celah untuk mengejeknya. Kesempatan yang luar biasa.

Mengingat pasal buku, mereka semua jadi teringat akan saat dimana mereka semua dimintai untuk mengemasi buku-buku Hatta. Semua rekannya,termasuk Hatta kembali terhanyutkan oleh memori masa lalunya. Menganang kisah yang amat sangat seru unruk dikenang bersana dimasa sekaang. Kenangan masa lalunya merupakan masa lalu yang indah untuk dikenang bersama-sama bersama rekan seperjuangan, namun tidak indah untuk Hatta dan yang lainnya ulang. Jika mereka mengingat akan bagaimana mereka diperlakukan saat itu. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun