Mohon tunggu...
Rhaisya Agustian
Rhaisya Agustian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Negeri 1 Padalarang

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Novel Sejarah Mohammad Hatta

20 November 2021   16:54 Diperbarui: 20 November 2021   16:57 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disisi lain, orang yang sedang Hatta rindukan tengah bersimpuh pada Allah SWT. Setelah menyelesaikan sholat shubuhnya. Saleha berdo'a dengan khusyu dan penuh harap pada sang pencipta. Ia selalu meminta agar sang putera selalu diberikan perlindungan, kesehatan dan kelancaran dalam mejalani segala urusan. Disetiap sholatnya, ia tidak akan pernah lupa untuk selalu mendo'akan Hatta. Begitu besar kasih sayang seoang ibu dan kekhawatirannya pada Hatta yang selalu ia lihat sebagai utera kecilnya yang selalu beralasan saat diomeli. 

Sidang kedua dari tuduhan yang Hatta terima pun diselenggarakan pada tanggal 22 Maret 1928. Disana Hatta menolak semua tuduhan yang diberikan padanya melalui pidatonya, yaitu "Indonesia Merdeka" atau dalam bahsa Belanda "Indonesia Vrij". Pidato yang disampaikan Hatta ini sampai ke indonesia dengan cara penyeludupan. Saat pengadilan itu pula, Hatta dibela oleh tiga pengacara Belanda yang salah satunya berasal dari parlemen. Pengacara yang berasal dari parlemen tersebut bernama J.E.W. Duys. Ia memang bersimpati pada Hatta. 

Setelah selesai sidang, Hatta dan yang lainnya kembali di tahan selama beberapa bulan lamanya. Penahanan berlangsung selama proses penyelidikan akan kebenaran atas penolakan tuduhan Hatta saat pengadilan kemarin tanggal 22 Maret 1928. Pada akhirnya, Hatta bersama tiga orang lainnya berhasil bebas dari tuduhan, karena tuduhan tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Hal ini sepertia menjadi bukti bahwa kekuatan do'a seorang ibu memanglah ada.

Hatta menghabiskan waktunya di Belanda dengan menjadi seorang mahasiswa sekaligus ketua Perhimpunan Indonesia. Ia masih tetap menjabat sebagai ketua Perhimpunan Indonesia. Hingga pada tahun 1931 Hatta mundur dari kedudukannya sebagai ketua karena hendak mengikuti ujian sarjana. Akan tetapi, Hatta tidak sepenuhnya keluar dari Perhimpunan Indonesia. Ia tetaplah berstatus sebagai anggota Perhimpunan Indonesia dan tetap membantu jalannya organisasi tersebut. 

Namun, akibat dari mundurnya Hatta dari bangku kepemimpinan berakibat pada organisasi. Akibatnya adalah Perhimpunan Indonesia yang jatuh ke tangan komunis. Dan Perhimpunan Indonesia juga mendapatkan arahan dari partai komunis Belanda dan juga Moskow. Dan Perhimpunan Indonesia mengecam keras kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan oleh Hatta selama masa jabatannya dan juga mengeluarkan Hatta dari organisasi Perhimpunan Indonesia. Perhimpunan Indonesia di Belanda mengecam sikap Hatta, sebab ia dan Soedjadi mengkritik secara terbuka terhadap Perhimpunan Indonesia.

Hatta yang menerima perlakuan tersebut hanya bisa menerima. Selama ini juga ia hanya melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. Hatta bersikap terbuka dan terang-terangan agar semua tahu akan kebenaran tentang organisasi ini. Ia hanya bekata dan bertindak jujur selama ia menjadi anggota pada oganisasi tersebut. Sebagai hibuuran diri atas segala sesuatu yang terjadi pada dirinya, Hatta akan menggunakan buku sebagai pelariannya dari masalah. Pelarian yang baik bukan? Mengalihkan pikiran dengan membaca buku. Ia berusaha mentupi masalah dengan pengetahuan, usaha baik untuk meningkatkan kualitas diri. Saat ini yang harus menjadi fokusnya adalah ujian semester yang akan dilaksanakan sebentar lagi. 

Di kubu lain, para pengikut Hatta segera membuat gerakan tandingan yang disebut Gerakan Merdeka yang kemudian bernama Pendidikan Nasional Indonesia yang kelak disebut PNI Baru. Gerakan ini diselenggarakan pada Desember 1931. Gerakan ini pula, yang mendorong Hatta dan Syahrir yang pada saat itu sedang berpendidikan di Belanda untuk mengambil langkah konkret untuk mempersiapkan kepemimpinan disana. Namun, seperti yang sudah Hatta tekadkan bahwa yang menjadi fokusnya saat ini, yaitu ia harus menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu. Oleh sebab itu, Syahrir terpaksa pulang lebih dulu untuk pergi memimpin PNI. Sedangkan Hatta tetap menetap di Belanda untuk menyelesaikan studinya terlebih dahulu. 

Belajar dan belajar,begitulah kira-kira kegiatan yang Hatta lakukan selama berada di Rotterdam. Ia hanya terfokuskan oleh studinya yang sebentar lagi akan berakhir disana. Hatta ingin lulus ujian akhir dengan baik tentutanya, dan untung saja saat hendak mendekati ujian akhir, tidak banyak kegiatan yang dapat membuyarkan fokusnya. Kini yang harus ia lakukan hanyalah berusaha dan berdo'a. 

Hatta bangun pagi sekali. Ia terlihat sangat kelelahan, bahkan saat bangun tidur sekalipun. Sedikit demi sedikit ia kembalikan kesadarannya. Perlu waktu beberapa saat baginya untuk dapat memulihkan kesadarannya hingga seatus persen. Mungkin akibat dari kelelahan belajar semasa ujian, masih dirasakan hingga sekarang. Ya! Ujian telat diselesaikan dengan lancar oleh Hatta. Selama masa ujian ia tidak banyak melakukan kegiatan lain, selain membaca buku pengetahuan tentang mata kuliahnya. Hatta sudah pintar, namun ia selalu merasa kurang cukup jika berurusan dengan ilmu. Sekarang Hatta hanya tinggal menunggu waktunya untuk lulus. 

Kembali ke kegiatan Hatta pagi ini. Kini is pergi beribadah terlebih dahulu, lalu lanjut membaca kitab suci Al-Qur'an. Kebiasaan-kebiasaannya beribadah sudah ia terapkan sejak kecil, dan masih terbawa hingga sekarang. Selepas selesai membaca kitab, Hatta pergi ke dapur. Ia berniatan untuk membuat secangkir kopi hangan ditengah musim dingin yang tengah melanda Belanda. Kopi hangat ditemani dengan turunnya salju dan api di cerobong, sungguh kombinasi yang dibungkus dalam satu paket sempurna.

"Huhh..., hari ini sungguh terasa spesial. Padahal sekarang baru pukul tujuh pagi, namun entah kenapa aku sudah merasa bahwa hari ini akan menjadi hari yang spesiail. Apakah aku akan mendapatkan kabar baik hari ini? Semoga saja, hehe.." ucap Hatta pada dirinya sendiri. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun