Baginda raja terdiam, beliau menghela nafas lalu memandang putranya yang kini hanya dapat menunduk pasrah.
Dalam keheningan sesaat itu, Matias menunjukkan kertas tagihan pajak perkebunan bulan lalu dengan dua versi. Satu versi yang didapat tuan Carlos dari tangan tuan Benedict, dan satu versi yang didapat tuan Carlos dari gedung arsip.
Lagi-lagi baginda raja hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya, saat mengamati kedua kertas tagihan pajak tersebut.
"Kertas yang ini didapat tuan Carlos dari tangan tuan Benedict, yang mengatakan surat ini datang dari kantor pajak. Sementara kertas yang ini, kemarin tuan Carlos meminjamnya dari gedung arsip. Ini adalah salinan yang asli, yang mulia."
"Bagaimana bisa... dalam satu periode, kau membuat dua tagihan dengan nilai yang jauh berbeda, tuan Keith? Kau benar-benar keterlaluan! Kau mengacaukan sistem yang ada!"
"Mohon ampuni Saya, yang mulia." pintanya dengan gemetaran.
Baginda raja mengusap wajah dengan sebelah telapak tangannya. Beliau mengucapkan terima kasihnya kepada Matias dan Rodrigues yang telah sangat berani menyelidiki dan mengungkap kasus ini.
Beliau akan mempertimbangkan hukuman yang pantas untuk tuan Keith.
Beberapa menit kemudian, yang tersisa disana hanyalah baginda raja, pangeran Edmund dan seorang asisten laki-laki kepercayaan baginda raja. Tuan Ruddy.
"Apa yang kau lakukan dengan gedung arsip, Edmund?" seraya bersedekap dada, baginda raja masih terus melontarkan pertanyaan kepada putranya.
"Apa maksud Ayah?"