"Cukup, tuan Matias! Anda telah banyak menyita waktu yang mulia baginda raja dengan Saya."
"Diam kau Edmund! Kau sama sekali tidak sopan! Biarkan dia melanjutkan penjelasannya!" baginda raja pun dibuatnya refleks berteriak. Hingga akhirnya membuat pangeran Edmund tertunduk diam.
"Perlindungan dari siapa yang kau maksud?" lanjutnya bertanya pada Matias.
"Yang mulia dapat melihatnya di gambar itu."
"Ah, jadi kau... Edmund? Jawab aku, Edmund!!!"
Sang putra mahkota, masih tak mau membuka mulutnya.
"Berapa banyak keuntungan yang sudah kau ambil Edmund? Kemana larinya semua keuntungan yang kau dapat?? Kau tidak bisa bicara, Edmund? Jawab aku!!!"
"Bagaimana mungkin... semudah itu kau percaya semua ucapannya, Ayah? Hanya dengan beberapa buah gambar yang ada di tanganmu sekarang, kau sudah mempercayainya?"
Baginda raja menoleh kepada Matias. Terlintas di pikirannya, ucapan pangeran Edmund ada benarnya juga. Matias yang mengerti maksud dari tatapan baginda raja, buru-buru membuka mulut sebelum dirinya dituduh mengarang cerita.
"Teman Saya membawa saksi, yang mulia. Yang mulia dapat menanyakan langsung kepada saksi tersebut perihal masalah ini."
"Apa katamu? Saksi? Kau membayar seseorang untuk mengarang cerita di hadapan baginda raja?"