"Benarkah? Terima kasih Martha! Tentu aku akan memakannya nanti." beliau tersenyum menerima kantung kertas itu dari tangan Martha.
"Kalian berbincanglah, aku harus membersihkan diri dulu." ucap Daniel kepada mereka.
"Ah, baiklah Daniel", timpal ibunya.
"Ayo Martha, kita ke dapur..." lanjutnya seraya merangkul tubuh Martha dan mengarahkan langkah mereka ke sisi bagian samping rumah itu.
Terlihat sebuah dapur yang cukup luas namun terkesan sederhana. Beberapa jenis peralatan memasak tersusun rapi pada tempatnya masing-masing. Keluarga itu juga memiliki sebuah lemari pendingin, yang berdiri kokoh di sudut ruangan itu. Martha pun semakin antusias untuk memulai kegiatannya.
"Apa di rumahmu, kau sudah pernah memasak, Martha?" seraya meletakkan ke atas meja, bahan-bahan yang akan mereka gunakan untuk memasak.
"Tentu nyonya! Ibu beberapa kali memintaku memperhatikan bibi Puff saat memasak. Dan di lain hari bibi Puff mengajariku memasak."
"Ah, itu sangat bagus Martha! Kita akan memasak haggis siang ini. Apa kau suka haggis?"
Martha mengangguk, "Tentu nyonya! Saya menyukainya."
"Kau sudah pernah membuatnya sendiri?"
"Belum nyonya." seraya tersenyum malu-malu.