"Ah, jadi kalian memasak haggis. Hmm.. Aku jadi tidak sabar ingin segera mencicipinya."
"Tentu Daniel! Kau pasti menyukainya dan makan dengan lahap."
"Ya, tampaknya begitu, Martha."
"Roti selai kacang ini sangat lembut, Martha. Selainya cukup banyak." duchess Valerie berkomentar setelah memakan sepotong rotinya.
"Tentu nyonya! Saya membelinya di toko roti nona Nivea. Putri dari duke Eduardo. Nona Nivea sendiri yang membuat roti-roti itu."
"Benarkah? Bahkan rasanya lebih nikmat daripada roti manis yang pernah ku pesan untuk perjamuan tempo hari. Gadis itu sangat berbakat, Martha!"
"Benar nyonya! Bahkan dia juga selalu memberikan pelayanan terbaik di tokonya. Dia selalu ramah melayani semua pelanggannya. Dia tak peduli pelanggannya itu datang dari kalangan mana, semuanya akan mendapat perlakuan yang sama."
"Benarkah?"
"Tentu nyonya! Dia ingin semua orang dapat menikmati roti-roti buatannya."
"Hmm.. Â Dia benar-benar gadis yang rendah hati."
"Kau benar Ibu! Lain kali, aku akan mengajakmu berkunjung ke tokonya." ucap Daniel menimpali.