"Apakah ibuku sudah sadar, dokter?"
"Sebenarnya, yang mulia permaisuri sudah sadar sejak tadi. Tapi sayangnya, beliau tidak ingin membuka matanya. Tolong dampingi ibu Anda dalam melewati masa sulitnya ini, yang mulia tuan putri. Sebuah kebahagiaan kecil dapat menyehatkan kembali hatinya yang rapuh."
"Baik dokter. Saya mengerti."
Baginda raja dan dokternya berlalu pergi kemudian, meninggalkan tuan putri yang masih mematung seorang diri di tempatnya.
Kepergian pangeran Edmund meninggalkan istana, telah memberikan lukanya tersendiri. Putri Nicole dilanda kegundahan menghadapi kondisi sang ibu di depan mata.
Kini dirinya merasa telah menemui jalan buntu. Putri Nicole tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Namun, dia akan terus berpikir dengan lebih jernih untuk dapat menemukan cara bagaimana mengembalikan semangat hidup dan senyuman permaisuri.
Putri Nicole sangat mencintai permaisuri. Dirinya tak ingin mengecewakan sang ibu seperti halnya yang dilakukan sang kakak. Dia tak mau membunuh ibunya dua kali. Dia pun bertekad untuk menjadi seorang gadis yang lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI